Smartphone sudah menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari. Perangkat ini biasa dibawa ke sekolah, kampus, bekerja bahkan untuk mengabadikan sebuah momen.
Buat kamu yang gemar menggunakan smartphone sebaiknya tahu cara menggunakannya.
Dalam beberapa waktu terakhir banyak ditemui baterai hp meledak saat dibawa atau digunakan. Kejadian ini sangat berbahaya sebab bisa membuat cedera penggunanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengamat gawai dari komunitas Gadtorade Lucky Sebastian mengatakan ada beberapa penyebab dari terbakarnya baterai ponsel, di antaranya karena perbedaan suhu yang bisa menekan baterai.
"Ini bisa dari faktor luar seperti tertekan pada saat dibawa atau panas berlebih. Makanya tidak disarankan menaruh hp di dasbor mobil tertutup dan dijemur, ini juga bisa (menyebabkan baterai) terbakar," ujar Lucky kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon (15/4).
Ia menjelaskan ada beberapa faktor lain penyebab terbakarnya baterai, yaitu pemasangan komponen yang tidak sempurna. Seperti peletakan komponen di dalam ponsel yang tidak tepat. Baterai ponsel meledak bisa juga disebabkan korsleting atau baterai rusak yang umumnya terlihat gelembung.
Lihat juga:Bocoran Produk Samsung Dirilis 28 April |
Saat ini produsen dituntut untuk menyediakan ponsel dengan kapasitas baterai yang besar, tapi dengan ketebalan ponsel yang terbilang tipis. Hal itu dinilai dapat membuat layer pada baterai memiliki jarak yang tidak begitu jauh.
Menurut Lucky hal tersebut berpotensi bertemunya layer satu dengan yang lain yang dapat menyebabkan korsleting.
Layer tersebut dijelaskan Lucky berbentuk seperti tisu gulung. Di dalam layer itu tersimpan ion pada anoda dan katoda. Semakin banyak layer semakin besar kapasitas baterainya.
Agar kapasitas bisa besar tapi tidak membuat dimensi ponsel tebal, maka, menurutnya jarak antara layer diperkecil, sehingga kemungkinan tertekan dan bertemunya anoda dan katoda lebih tinggi dan menyebabkan terbakar.
Meski begitu, dijelaskan Lucky dalam mendesain baterai untuk ponsel yang tipis melalui beberapa kali pengujian khusus yang dapat mengesampingkan kemungkinan korsleting.
"Jadi kalau misalnya dia bukan karena faktor luar, berarti ada yang salah dalam pengujiannya pada saat pembuatan atau mungkin dari sisi bahan-nya, sehingga bisa terbakar," ujarnya.
(can/mik)