Studi Klaim Anjing Bisa Akurat Deteksi Covid-19 di Bandara

CNN Indonesia
Senin, 24 Mei 2021 17:24 WIB
Sebuah studi di Inggris mengklaim bahwa anjing lebih efektif mendeteksi Covid-19 terhadap penumpang di bandara.
Ilustrasi anjing pelacak Covid-19. (AFP/JOE RAEDLE)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebuah studi di Inggris mengklaim penggunaan anjing di bandara dapat mempersingkat proses skrining terhadap virus corona (Covid-19) yang mungkin terbawa penumpang dari negara atau daerah lain.

Anjing pelacak Covid-19 dikatakan dapat digunakan untuk mendeteksi virus yang menyebabkan penyakit. Binatang ini juga berpotensi mengurangi waktu tunggu yang lama di jalur skrining dan memperkuat upaya untuk menahan penularan virus SARS-CoV-2.

Menurut studi tersebut, anjing dapat secara akurat memindai 300 penumpang pesawat dalam waktu sekitar setengah jam sebagai bagian dari strategi penyaringan cepat. Hal itu ditulis para ilmuwan dari London School of Hygiene and Tropical Medicine yang diterbitkan Senin (24/5), mengutip Japan Times.

Dengan begitu hanya orang yang dipilih anjing, yang perlu menjalani tes polymerase chain reaction (PCR) bakal virus corona.

Laporan itu juga menyebutkan ada bukti berkembang bila anjing dapat mengidentifikasi pasien Covid-19 dengan cara serupa seperti mereka mengendus bom, obat-obatan, atau penyakit lainnya.

Menurut laporan itu patogen menghasilkan senyawa organik volatil unik yang dilepaskan oleh sel yang sakit. Bau khas ini dapat digunakan untuk melawan wabah lebih dini di masa depan. Cara ini juga disebut para peneliti lebih cepat dan murah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Metode pengujian Covid-19 saat ini tidak cocok untuk pemeriksaan cepat terhadap banyak orang, seperti orang yang ditemukan di bandara atau tempat umum lainnya di mana Anda harus menyaring banyak orang dengan sangat cepat," kata James Logan, kepala departemen pengendalian penyakit di London School of Hygiene.

"Untuk wabah penyakit lain di masa depan, kami pikir anjing dapat dikerahkan dengan cepat untuk menyaring orang dan membantu menghentikan wabah saat pertama kali dimulai," sambungnya.

Dalam penelitian juga disebutkan anjing menunjukkan mereka dapat mendeteksi pasien tanpa gejala serta orang dengan dua jenis berbeda, dan beberapa dengan viral load rendah.

Ilmuwan di Inggris tersebut mengklaim strategi pemilihan anjing yang diikuti dengan tes PCR akan mendeteksi 91 persen kasus Covid-19.

Mereka juga mengatakan penelitian tersebut adalah yang pertama dari sebagai uji coba buta ganda dengan jumlah peserta tinggi, termasuk mereka yang memiliki dan tanpa gejala. Namun begitu temuan atau penelitian tersebut belum peer review atau belum ditinjau.

Anjing-anjing dijelaskan dilatih untuk mengidentifikasi Covid-19 menggunakan sampel bau badan pada masker, hingga kaus kaki. Para peneliti mengatakan mereka yakin hasilnya dapat direplikasi pada dunia nyata.

Mengutip The Guardian, uji coba ini dipimpin London School of Hygiene bekerja sama dengan badan amal Medical Detection Dogs dan Durham University. Riset ini sebagian didanai Departemen Kesehatan & Perawatan Sosial Inggris, dan menggunakan lebih dari 3.500 sampel bau yang disumbangkan oleh publik dan staf NHS.

Disebutkan juga butuh delapan hingga 10 minggu untuk melatih anjing pendeteksi Covid-19. Tiap anjing juga akan diberi hadiah makanan atau bola yang dapat dimakan karena menunjukkan sampel positif dengan benar atau mengabaikan sampel negatif secara tepat.

(ryh/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER