Penyebab Banjir di Sebagian Indonesia Meski Musim Kemarau

CNN Indonesia
Kamis, 08 Jul 2021 15:24 WIB
LAPAN menjelaskan penyebab sejumlah daerah di Indonesia mengalami banjir pada musim kemarau 2021.
ilustrasi banjir. (ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan penyebab sejumlah daerah di Indonesia mengalami banjir pada musim kemarau 2021.

Menurut LAPAN meski kemarau di beberapa daerah tetap mengalami curah hujan tinggi. Hal itu disebabkan distribusi spasial suhu permukaan di wilayah Indonesia yang secara umum dipengaruhi posisi semu matahari yang saat ini berada di Belahan Bumi Utara.

"Menyebabkan permukaan di Utara Indonesia menjadi lebih tinggi," ungkap LAPAN dalam postingan pada akun Facebook, dikutip Rabu (7/7).

LAPAN menyebutkan pergerakan angin saat ini didominasi trade win (angin pasat) dan Monsun Australia.

"Trade win merupakan angin permukaan yang terjadi sepanjang tahun karena pengaruh tekanan rendah di wilayah khatulistiwa dan efek corriolis akibat rotasi bumi yang kadang diperkuat atau diperlemah oleh sirkulasi angin lainnya seperti Enso, easerly surge dan lainnya," kata LAPAN.

LAPAN menjabarkan wilayah Kalimantan dan Sulawesi sering kali dilalui angin pasat ini sehingga menyebabkan terjadinya konvergensi pada wilayah-wilayah tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Konvergensi dapat menyebabkan terbentuknya awan skala besar dan terbentuknya hujan. Intentisitas hujan yang dihasilkan bergantung dari kandungan uap air yang berasal dari lautan pasifik dan laut Jawa serta kandungan uap air permukaan pada wilayah itu," kata LAPAN.

Sementara untuk Pulau Jawa, pertumbuhan awan menjadi berkurang karena wilayah daratan Jawa cenderung dingin sehingga angin pasat yang melalui Pulau Jawa tidak membangkitkan konvergensi.

"Pergerakan uap air dari Juni hingga awal Juli menunjukan kandungan uap air tinggi yang bergerak masuk ke Samudera Pasifik," tutup LAPAN.

Sebelumnya, hujan deras yang mengguyur Kabupaten Nagan Raya dan Aceh Jaya, Aceh menyebabkan 11 kecamatan di daerah tersebut terendam banjir pada Selasa (6/7). Ketinggian air mencapai 70 cm.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah mengingatkan agar masyarakat di sejumlah kabupaten/kota di Aceh waspada terhadap potensi curah hujan sedang hingga lebat pada 6-7 Juli 2021.

Peneliti Cuaca dan Iklim Ekstrim BMKG, Siswanto mengatakan pada akhir Juni, gangguan atmosfer pemicu pertumbuhan awan berupa gelombang ekuatorial tropis MJO terpantau aktif dan merambat dari Samudera Hindia bagian barat.

Lalu awan itu melewati wilayah benua maritim kontinen Indonesia, dan bergerak ke arah timur hingga pertengahan dasarian II Juli 2021.

"Sirkulasi angin monsun Australia dan propagasi MJO diperkirakan akan berdampak pada peningkatan potensi hujan di wilayah Indonesia dekat dengan ekuator dan wilayah bagian utaranya," ujar Siswanto lewat keterangan tertulis, Selasa (6/7).

(ryh/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER