Matahari Julurkan Lidah Api Terbesar ke Arah Bumi

CNN Indonesia
Jumat, 09 Jul 2021 10:35 WIB
Letusan lidah api Matahari ke arah Bumi menjadi perhatian khusus para ahli.
Ilustrasi letusan lidah api Matahari. (Foto: NASA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Suar Matahari yang meletus dan mengarah ke Bumi kembali terjadi. Para peneliti mengatakan ini letusan suar besar pertama Matahari dalam beberapa tahun terakhir.

Pusat Prediksi Luar Angkasa AS memantau letusannya diprediksi setara dengan ledakan jutaan bom hidrogen. Kejadian tersebut berlangsung di bintik Matahari AR2838 pada 10:29 ET pada 3 Juli.

Para peneliti mengukur intensitas semburan Matahari dalam skala, dengan semburan api kelas A menjadi yang terkecil dan semburan api kelas X menjadi yang terbesar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para ilmuwan mengklasifikasikan suar 3 Juli tersebut sebagai X1, atau kategori suar Matahari terbesar.

"Kita berbicara energi yang setara dengan jutaan bom hidrogen 100 megaton yang meledak pada saat yang sama," kata Bill Murtagh, koordinator program di SWPC mengutip CNN, Jumat (9/7).

Suar Matahari dianggap sebagai bagian dari "cuaca luar angkasa", kondisi yang mempengaruhi ruang angkasa di sekitar Bumi yang biasanya disebabkan oleh Matahari. Flare itu terkadang disertai dengan lontaran massa coronal, atau gelembung plasma magnetik yang bisa mencapai Bumi.

Jika energi itu masuk, itu dapat mempengaruhi komunikasi frekuensi tinggi seperti sistem penentuan posisi global (GPS) dan satelit. Sementara itu matahari disebut melewati siklus matahari 11 tahun di mana tingkat aktivitas suar berfluktuasi.

Lebih lanjut, para ilmuwan akan memiliki kesempatan untuk mengamati aktivitas Matahari dalam Gerhana Matahari Total (GMT) yang akan terjadi April 2024. Dari sana aktivitas matahari akan terpantau seperti letusan matahari.

"Kami berharap bahwa gerhana mendekati maksimum Matahari tidak hanya akan menunjukkan kepada kita beberapa bintik Matahari yang besar dan menarik di muka Matahari untuk membantu kita belajar tentang hidup di dalam atmosfer bintang aktif dan ruang angkasa," ucap Valentin Martinez Pillet, direktur National Solar Observatory di Boulder, Colorado, dalam sebuah pernyataan.

Dalam siklus Matahari yang khas, Murtagh melanjutkan para peneliti biasanya melihat sekitar 150 suar yang mencapai intensitas suar pada 3 Juli. Namun kemungkinan ada sekitar 1.500 suar yang lebih kecil pada periode yang sama.

Lokasi suar akan terlihat lagi dalam dua pekan ke depan, tetapi dia mencatat SWPC AS terus memantau letusan di sisi lain Matahari selama waktu tunggu.

"Kelompok bintik Matahari ini dapat bertahan selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, jadi kami ingin melihat apakah itu kembali dua minggu kemudian," tutup Murtagh.

(ryh/ryh/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER