Sandra Chapman, dari Center for Fusion, Space and Astrophysics, Universitas Warwick, Amerika Serikat mengatakan badai Matahari itu adalah peristiwa langka, tetapi dapat diprediksi kapan peluang terjadinya kembali.
Dalam makalah, mereka menunjukkan bahwa badai magnet 'parah' terjadi dalam 42 kali dari 150 tahun terakhir. Sedangkan badai super 'hebat' yang lebih kuat terjadi dalam 6 kali dari 150, atau sekitar setiap 25 tahun. Biasanya badai itu hanya berlangsung beberapa hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain infrastruktur komunikasi di Bumi, satelit di atmosfer atas juga dapat terpengaruh oleh semburan Matahari. Hal itu disebut dapat menyebabkan gangguan pada sinyal ponsel, TV satelit dan navigasi GPS.
Selain itu para ahli juga mengatakan bahwa beberapa tempat mungkin melihat trafo yang meledak jika arus di saluran listrik tinggi.
Terjadinya fenomena badai Matahari disebut dapat memancarkan partikel Matahari ke atsomsfer yang menyebabkan dampak besar pada infrastruktur komunikasi.
Semburan dahsyat badai Matahari diperkirakan dapat gangguan komunikasi dan pemadaman komunikasi radio HF (frekuensi tinggi) yang luas selama satu jam atau lebih.
Selain di tahun ini, fenomena badai Matahari juga pernah terjadi pada 1989. Namun menimbulkan kekacauan di dunia.
Badai matahari pada bulan Maret 1989 menyebabkan pemadaman sistem transmisi listrik Hydro-Québec selama sembilan jam di Kanada.
Pada tahun 1859, terjadi peristiwa Carrington diduga akibat badai matahari terbesar yang pernah tercatat. Saat itu, terjadi pelepasan plasma yang kuat dari Matahari (coronal mass ejections/ CME) disebut telah menggoreng tiang telegraf di seluruh dunia.
Lama setelah itu, pada 2014 NASA sempat memperingatkan akan terjadi Badai Matahari serupa yang dapat memiliki efek bencana pada jaringan listrik dan jaringan telekomunikasi modern.
(can/eks)