Fakta Vaksin Sputnik V, Klaim Ampuh Lawan Delta Mau Masuk RI

CNN Indonesia
Rabu, 14 Jul 2021 20:04 WIB
Vaksin Sputnik V asal Rusia mengklaim memiliki tingkat keampuhan 90 persen melawan Covid-19 Delta.
Ilustrasi vaksin Sputnik V. (AFP/KIRILL KUDRYAVTSEV)

Sputnik V kerap dikritik soal transparansi vaksin covid-19 karena secara tiba-tiba mengklaim telah mengantongi izin regulasi dan tingkat efikasi yang tinggi melawan varian corona. 

Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), yang mengelola pendanaan untuk pengembangan vaksin bernama Sputnik V, serta Institut Gamaleya langsung mengklaim telah mempublikasikan data pendekatan basis penelitian human adenovirus di sputnikvaccine.com.

Pimpinan Eksekutif RDIF Kirill Dmitriev mengklaim basis penelitian human adenovirus untuk vaksin covid-19 dipilih Rusia karena disebutnya mempunyai hasil yang paling jelas dan baik terhadap sejumlah penyakit infeksi, misalnya ebola.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dmitriev juga menyebut pendekatan tersebut dalam pengembangan vaksin telah dilakukan mulai 1953 dan Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) pun menggunakannya sejak 1971 hingga saat ini.

Sebelumnya, kritik datang dari Menteri Kesehatan Amerika Serikat Alex Azar yang menuding Rusia menutup-nutupi informasi terkait riset dan hasil pengujian klinis Sputnik V.

Klaim negara pertama registrasi vaksin Covid-19 di dunia

Rusia mengklaim menjadi negara pertama yang mempunyai vaksin covid-19 teregistrasi pada Agustus 2020.

Sputnik V juga dikenal sebagai Gam-Covid-Vac, menggunakan dua adenovirus rekayasa yang berbeda, yakni rAd26 dan rAd5 untuk dosis pertama dan kedua, untuk mengirimkan kode genetik protein lonjakan virus corona ke dalam sel manusia.

Adenovirus biasanya hanya menyebabkan gejala ringan pada manusia, dan denganmekanisme pengiriman yang berbeda, yaitu hanya menggunakan satu adenovirus yang direkayasa seperti yang dilakukan vaksin Oxford-AstraZeneca dan Johnson & Johnson.

Klaim hasilkan antibodi signifikan dari satu suntikan

Penelitian terbaru pada 13 Juli 2021, di jurnal Cell Reports Medicine, berjudul "Sputnik V Vaccine Elicits Seroconversion and Neutralizing Capacity to SARS-CoV-2 after a Single Dose" mengklaim dosis satu suntikan vaksin Sputnik V dapat menimbulkan respons antibodi yang signifikan terhadap SARS-CoV-2.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dua dosis Sputnik V menghasilkan kemanjuran 92 persen terhadap Covid-19.

Dalam studi Cell Reports Medicine, Gamarnik dan rekan-rekannya membandingkan efek satu dan dua suntikan Sputnik V pada respons antibodi spesifik SARS-CoV-2 pada 289 petugas kesehatan di Argentina.

Tiga minggu setelah dosis kedua, semua sukarelawan tanpa infeksi sebelumnya menghasilkan antibodi imunoglobulin G (IgG) spesifik virus, jenis antibodi yang paling umum ditemukan dalam darah.

Tiga minggu setelah menerima dosis pertama, 94 persen dari peserta ini diklaim mengembangkan antibodi IgG terhadap virus, dan 90 persen menunjukkan bukti antibodi penawar, yang mengganggu kemampuan virus untuk menginfeksi sel.

Hasil tambahan menunjukkan bahwa IgG dan tingkat antibodi penetralisir pada peserta yang sebelumnya terinfeksi secara signifikan lebih tinggi setelah satu dosis dibandingkan pada sukarelawan yang divaksinasi penuh tanpa riwayat infeksi.

Dosis kedua tidak meningkatkan produksi antibodi penetralisir pada sukarelawan yang sebelumnya terinfeksi.

Akan masuk Indonesia

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito menyampaikan bahwa vaksin Covid-19 produksi Sputnik V Rusia kemungkinan mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA).

BPOM tengah mengevaluasi vaksin EUA bagi vaksin Sputnik V. Pihaknya masih harus melakukan inspeksi karena tidak memiliki pengalaman impor vaksin dari Rusia selama ini.

"Kemudian ada juga vaksin Sputnik sedang berproses finalisasi, itu juga karena ada beberapa fasilitas kami harus inspeksi karena tidak ada pengalaman impor vaksin dari rusia. Mudah-mudahan tidak akan lama lagi Sputnik akan mendapatkan EUA," ujarnya.

(dal/dal)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER