Marak Dipakai, Fakta Tes Covid-19 Lewat Saliva

CNN Indonesia
Kamis, 15 Jul 2021 07:58 WIB
Selain swab antigen atau PCR, tes saliva atau air liur juga semakin marak dipakai dan dipercaya bisa mendeteksi keberadaan Covid-19 di tubuh.
Ilustrasi tes saliva Covid-19. (iStockphoto/Ralf Geithe)
Jakarta, CNN Indonesia --

Selain tes PCR dan swab antigen, tes saliva atau air liur untuk mendeteksi Covid-19 semakin banyak dipercaya bisa mendeteksi keberadaan virus corona di dalam tubuh. Cara ini bahkan diklaim memiliki akurasi tinggi dalam mendeteksi virus.

Sejumlah pihak banyak yang mendukung metode pengetesan ini. Banyak juga yang menyebut selain punya akurasi tinggi, tes air liur juga akan memberi rasa nyaman terhadap pasien. Berikut sejumlah fakta mengenai tes saliva Covid-19:

Lebih Nyaman

Secara teknis, metode ini lebih mudah dilakukan karena tidak perlu mengambil spesimen melalui nasofaring sehingga bikin tidak nyaman bakal pemilik hidung sensitif dan resiko muntah akibat tersedak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengujian dengan metode ini juga disebut lebih praktis, cepat, dan ekonomis. Cara ini juga terbilang efektif untuk mendeteksi Covid-19 bagi bayi atau anak-anak.

Akurasi diklaim di atas 90 Persen

Akterono D Budiyati, In Vitro Diagnostics (IVD) Division Research Manager Stem Cell and Cancer Institute menjelaskan tes RT LAMP dengan sampel saliva diklaim memiliki tingkat akurasi tinggi dengan sensitivitas 94 persen dan spesifisitas 98 persen.

"Kehadiran tes inovatif ini bisa menjadi pilihan yang sangat baik karena memiliki performa akurasi tinggi, dengan sensitivitas 94 persen dan spesifisitas 98 persen," ujar Akterono.

Cara Kerja Tes Saliva Covid-19

Cara pengambilan sampel menggunakan air liur berbeda dari swab nasofaring (hidung) atau orofaring (tenggorokan) dengan stick swab. Pasien cukup meludah ke tabung khusus yang sudah memiliki medium penyimpan saliva untuk kemudian diteliti di laboratorium.

Kendati demikian, Akterono mengatakan dibutuhkan tenaga laboratorium dengan kemampuan dasar teknis aseptik dan prinsip kerja di fasilitas molekuler untuk menganalisis sampel air liur.

"Alat utama yang digunakan untuk reaksi RT LAMP adalah water bath (pemanas)," tuturnya.

Keraguan Tes Saliva

Meski demikian, dokter spesialis paru, Meita Hendrianingtyas tak sepakat dengan akurasi tes lewat ludah. Sebab, menurutnya virus Covid-19 lebih banyak berdiam di bagian dalam hidung atau tenggorokan. Sehingga, deteksi akan lebih akurat dengan melakukan tes usap (swab) pada nasofaring.

Sementara saliva (air liur) bisa diproduksi di dalam mulut, sehingga virus Covid-19 bisa saja tidak ada dalam saliva, tapi ada di nasofaring. Sebab itu masih ada keraguan untuk terjadinya negatif palsu.

Dokter spesialis paru Erlang Samoedro mengingatkan bahwa tes PCR masih menjadi 'gold standard' pemeriksaan Covid-19 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena tingkat akurasi tinggi.

"Metode pemeriksaan dengan akurasi paling tinggi adalah PCR, sekaligus jadi 'gold standard' pemeriksaan Covid-19," pungkasnya.

Tes Saliva Covid-19 dengan Metode PCR

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER