Ilmuwan Universitas Padjajaran Hesti Lina Wiraswati menyebut tengah meneliti dan mengembangkan tes Covid-19 lewat saliva menggunakan metode PCR.
Menurutnya, dengan metode ini orang yang dinyatakan positif tidak perlu melakukan tes ulang dengan swab PCR. Sebab, tes saliva tetap mengandalkan tes PCR di laboratorium.
"Kalau sudah terdeteksi PCR itu sudah cukup sebenarnya, gold standarnya kan PCR," ujar Hesti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga mengklaim metode PCR dengan sample saliva atau air liur juga bisa mendeteksi varian bari dari virus corona SARS-CoV-2. Dia mengatakan peneliti hanya cukup menentukan kit PCR apa yang akan digunakan, misalnya varian B.1.1.7 atau varian lain.
Hesti menambahkan saliva sudah digunakan beberapa negara untuk mendeteksi Covid-19. Namun, baru pihaknya yang menggunakan saliva sebagai sampel tes PCR.
Meski belum standar WHO dalam unggahan Instagram resminya @gsilab.id menjelaskan, tata cara tes PCR Kumur melalui empat tahap.
Pertama, orang yang akan menjalani tes diminta menarik nafas dan batuk keras. Kedua, orang itu diminta memasukkan cairan khusus ke dalam mulut. Cairan itu harus dikumur-kumur sebanyak tiga kali.
Ketiga, ludah yang sudah bercampur cairan dimasukkan ke dalam satu wadah. Keempat, cairan di wadah tersebut akan dipindahkan ke tube lain.
Alat tes saliva berkisar antara Rp 400 ribu hingga Rp 488 ribu rupiah. Namun di beberapa marketplace ada juga alat tes saliva yang dijual Rp200 ribuan.
Sementara biaya tes PCR kumur dihargai Rp799 ribu per orang.