Spyware atau alat mata-mata swasta asal Israel, Pegasus, disebut meretas smartphone milik wartawan, aktivis, eksekutif bisnis, bahkan tunangan jurnalis asal Saudi yang terbunuh, Jamal Khashoggi.
Fakta tersebut ditemukan berdasarkan hasil penyelidikan menyeluruh oleh Washington Post dan 16 organisasi berita lainnya.
Alat mata-mata dan penyadap canggih ala militer itu telah dilisensikan perusahaan spyware Israel NSO Group. Lalu dari penyelidikan ditemukan ponsel yang diretas ada dalam daftar lebih dari 50 ribu nomor yang berbasis di negara-negara yang diketahui bertugas untuk mengawasi orang.
Mengutip NY Times, NSO Group kini berada di bawah pengawasan ketat setelah aliansi internasional yang terdiri dari sejumlah media massa dunia melaporkan perangkat lunaknya untuk menargetkan jurnalis, aktivis kritis dan oposisi.
Lihat Juga :![]() Tips Teknologi Macam Modus Penyadapan Whatsapp dan Cara Mengatasi |
NSO sebelumnya telah melakukan pengawasan sejak 2016, dan terungkap menyadap aktivis HAM di Uni Emirat Arab dan seorang jurnalis di Meksiko.
Sejak itu spyware Pegasus malah digunakan untuk melawan jurnalis, aktivis hak asasi manusia, dan pembuat kebijakan di Meksiko dan Arab Saudi.
Di antara tindakan lainnya, perusahaan juga dikatakan telah menjual aplikasi pengawasan canggih yang dikenal sebagai Pegasus ini dan telah digunakan untuk mencoba meretas setidaknya 37 smartphone jurnalis dari negara-negara seperti Azerbaijan, Prancis, Hongaria, India, dan Maroko.
Secara terpisah, seseorang sumber yang dekat dengan kontrak NSO Pegasus, membeberkan Israel menjual sistem NSO kepada pemerintah Azerbaijan, Bahrain, India, Meksiko, Maroko, Arab Saudi, dan U.A.E.
NSO Group di sisi lain telah membantah temuan itu dan menyebut tudingan itu menyesatkan. NSO Group mengklaim tidak ada data bocor dan informasi soal kerja mereka dapat diakses dan terbuka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip CNBC, NSO Group membantah dan mengklaim akan terus menyelidiki terkait tuduhan tersebut.
Spyware Pegasus NSO Group disebut dapat meretas data ponsel dan mengaktifkan mikrofon. Namun NSO mengungkapkan spyware hanya digunakan untuk mengawasi teroris dan penjahat lainnya.
Terkait masalah ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pede (percaya diri) sampai hari ini spyware Pegasus belum berdampak kepada para pengguna gawai di Indonesia.
"Sejauh ini hasil dari monitoring kita, belum terlihat dampak spyware Pegasus. Hari ini saya juga ada pertemuan dengan BSSN untuk berbicara soal hal itu bersama," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate.
Lihat Juga : |