Reini mengatakan spesifikasi laptop Merah Putih akan disesuaikan dengan kebutuhan dan level pendidikan yang dimiliki. Misalnya, kebutuhan laptop untuk siswa SD tentu berbeda dengan laptop untuk Dikti.
Selain itu, situasi infrastruktur daerah siswa yang tidak memiliki infrastruktur internet, bahkan beberapa listrik juga sulit itu juga akan berbeda spesifikasinya.
"Menentukan spesifikasi ini bagian dari kegiatan yang akan dilakukan konsorsium ini, dan bisa jadi spesifikasi produknya bisa lebih dari satu. Sesuai dengan kebutuhan dan juga sesuai dengan inovasi PTN BH masing-masing," kata dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, pembuatan laptop Merah Putih yang memiliki sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di tahun 2021 memiliki anggaran sekitar 3,7 triliun untuk pengadaan unit laptop sebanyak 431.730 unit.
"TKDN akan dilakukan secara bertahap, sesuai dengan kemampuan industri dalam negeri dalam memproduksi hasil RDE dari tim konsorsium," ucap Reini.
Reini menambahkan, program laptop Merah Putih ini diinisiasi dengan adanya keperluan perangkat digital untuk proses pembelajaran digital oleh Kemendikbudristek.
Lihat Juga : |
Proyek ini sekaligus untuk menjawab kebutuhan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang selama ini menjadi satu-satunya cara untuk meneruskan proses pendidikan dalam kondisi pandemik Covid-19.
"Jadi, pengguna terbesar adalah pemerintah untuk kebutuhan pembelajaran digital dalam proses pendidikan," ujarnya.
Adapun efek dari program ini harapannya adalah, industri dalam negeri akan meningkat kompetensinya dalam memproduksi perangkat digital, TKDN naik, tumbuhnya ekosistem (supply chain) industri perangkat digital di Indonesia, serta inovasi perguruan tinggi terkait dengan pembelajaran digital akan dimanfaatkan oleh pemerintah pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
"Aktivitas ini juga diharapkan akan membuka lapangan kerja dalam bidang rekayasa (engineering) di produk digital, dan lulusan perguruan tinggi, politeknik, dan SMK di bidang teknologi elektronika dan informatika akan terserap oleh lapangan kerja ini," kata Reini.
Reini menambahkan industri dalam negeri ini bisa memproduksi perangkat digital untuk pasar nasional bahkan pasar internasional. Indonesia bisa menjadi pusat produksi perangkat digital ASEAN.