Selain itu, Pratama mengingatkan saat ini data pribadi banyak diperjualbelikan di forum peretas sehingga semakin mudah digunakan pelaku kejahatan untuk memanfaatkan data-data itu untuk menipu korban atau menyalahgunakannya.
"Pada kasus jual beli data yang marak di medsos atau forum darkweb kemungkinan besar data - data tersebut didapat dari kasus peretasan yang banyak terjadi beberapa tahun terakhir," jelasnya.
Pasalnya, data ini bisa diperoleh dengan harga murah. Menurut Pratama, jual beli data pribadi rata-rata dihargai mulai dari 7 ribu rupiah tergantung dari kelengkapan identitas yang ada, semakin lengkap maka akan semakin mahal pula harganya. Data tersebut bisa didapatkan dari berbagai cara, contohnya dari peretasan web, platform, korban penipuan, korban phising, dan lain sebagainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kasus jual beli data tahun 2017 sebanyak 2 jt data nasabah bank. Pelaku mengaku telah mengumpulkannya dari karyawan marketing bank dan rekan marketing lainnya sejak 2014. Kemudian mengiklankan penjualan data nasabah melalui website jawarasms.com, databasenomorhp.org, layanansmsmassal.com, walisms.net, temanmarketing.com dan menjualnya dengan harga 1.000 data pribadi seharga Rp 350 ribu. Ada juga paket 50 ribu data pribadi seharga Rp 20 juta.
(can/eks)