Pesawat Kepresidenan Republik Indonesia atau disebut Indonesia One berbasis Boeing Business Jet 2 (BBJ2). Pesawat buatan Amerika Serikat jadi sorotan masyarakat lantaran baru saja dicat warna merah putih menggantikan sebelumnya biru putih.
BBJ2 merupakan evolusi dari keluarga BBJ dengan penambahan 25 persen volume kabin dan 100 persen peningkatan volume kargo dibanding BBJ 1. Pesawat ini juga dapat menjelajah lebih jauh, memungkinkan penerbangan nonstop dari New York ke London atau Moskow ke Rio de Janeiro.
Boeing Business Jets adalah perusahaan patungan antara Boeing Company dan General Electric Company yang berdiri pada 2 Juli 1996. Inisiatif usaha patungan ini dibentuk menanggapi permintaan pasar atas pesawat bisnis berkemampuan tinggi yang ukurannya lebih besar dengan jangkauan lebih dari 6.000 mil (sekitar 9.600 km).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengiriman unit Boeing Business Jets pertama kali dilakukan pada Oktober 1998 dan sudah lebih dari 154 unit dipesan pada Juli 2011. Saat ini sudah lebih dari 138 pesawat BBJ dikirim ke seluruh dunia.
Lihat Juga : |
BBJ2 meluncur pertama kali pada Oktober 1999, lantas pengiriman pertamanya dilakukan pada Maret 2001.
BBJ merupakan pesawat yang dibeli pelanggan dari kalangan pemerintah dan korporat termasuk Penerbangan Amiri Abu Dhabi dan pemerintah Belarus.
Pesawat BBJ1 berbasis 737-700, sedangkan BBJ2 didasari 737-800. Pada November 2005, Boeing meluncurkan BBJ3, yang pengembangan dari 737-900ER.
Kabin BBJ3 lebih luas 11 persen dibanding BBJ2 dan kemampuan jelajahnya hingga 10.140 km.
BBJ2 diproduksi di fasilitas manufaktur Boeing Commercial Airplane Group di Renton di Washington, AS.
Pelanggan memilih perusahaan desain interior dan pusat penyelesaian untuk pemasangan perlengkapan interior.
Boeing Business Jets memindahkan pesawat dalam 'kondisi hijau', artinya tidak dicat dan tanpa kelengkapan interior, ke pihak lain untuk pengerjaan interior dan pengecatan. Pelanggan yang memilih vendor interior dan pengecatan.
BBJ2 memiliki luas lantai kabin lebih dari 93 meter persegi yang dapat menampung hingga 78 penumpang selain lounge eksekutif dan ruang pribadi.
Konfigurasi interior biasanya mencakup kantor eksekutif, ruang konferensi, kantor pribadi, dan kamar tidur.
Terdapat ruang kargo dengan volume kargo maksimum 34,7 meter kubik. Dek penerbangan mengakomodasi pilot dan co-pilot dan menggabungkan banyak fitur Boeing 737-800.
Terdapat kokpit kaca yang memiliki tampilan head-up Rockwell Collins Flight Dynamics HGS-4000 dan enam penampang penerbangan panel datar Honeywell, dual GPS Build-in, TCAS, GPWS dan sistem panduan penerbangan Flight Dynamics.
Pada kabin depan juga terdapat kamar dengan tempat tidur besar, ruang tamu, ruang istirahat kru, kamar mandi.
HGS-4000 meningkatkan panduan lepas landas dalam visibilitas rendah, isyarat landasan pacu, dan fitur tampilan canggih. Smiths Industries yang mengembangkan dan memasok komputer manajemen penerbangan ganda.
Pada sistem komunikasi, terdapat Rockwell Collins triple VHF dan komunikasi HF ganda dan sistem panggilan selektif Coltech (SelCal).
Pesawat BBJ2 yang saat ini digunakan Presiden Jokowi memiliki spesifikasi standar kapasitas bahan bakar mencapai 39.539 liter. Bahan bakar tersebut bisa menempuh jarak sejauh 10.334 kilometer.
Pesawat ini memiliki dua mesin turbofan CFM56-7, dengan kecepatan jelajah maksimum mencapai 0,785 Mach, setara 969,3 kilometer per jam.
Dikutip dari Global Air, Boeing 737-800 BBJ2 memiliki panjang 39,5 meter, sayap 35,8 meter, dan tinggi ekor 12,5 meter. Sementara interiornya sepanjang 29,97 meter, tinggi 2,16 meter dan lebar 3,53 meter.
Dikutip dari Aerospace, terdapat kursi kabin dengan fasilitas penyanggah kaki yang bisa berperan menjadi tempat tidur, selanjutnya ada ruang rapat, dan toilet.
Fitur keamanan pesawat kepresidenan ini antara lain memiliki perangkat anti serangan rudal dan sensor deteksi panas. Jika ada benda asing atau rudal yang mendekati pesawat, maka pesawat ini dapat mendeteksinya dan menghindar.
BBJ2 dibeli Indonesia pada 2010 dan tiba pada 10 April 2014. Pesawat ini dibeli US$91,2 juta atau sekitar Rp820 miliar, dengan perincian US$58,6 juta untuk badan pesawat, US$27 juta untuk interior kabin, US$4,5 juta untuk sistem keamanan, dan US$1,1 juta untuk biaya administrasi.
(can/fea)