Senada, Dr. Susan R. Bailey seorang ahli alergi, imonologi, dan presiden Asosiasi Medis Amerika Serikat menjelaskan efek samping yang terjadi ketika tubuh disuntik vaksin jenis mRNA.
Menurutnya, efek samping yang terjadi usai vaksin merupakan reaksi alami dari sistem imun tubuh. Efek samping vaksin Covid-19 seperti demam, kelelahan, sakit kepala, dan sakit di sekitar area bekas suntikan bakal terasa 12 hingga 24 jam setelah vaksinasi.
Hal ini terjadi karena kandungan vaksin memberitahu tubuh untuk membuat antibodi atas masuknya protein lonjakan (spike protein) virus corona (pada vaksin mRNA) atau virus yang dilemahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Protein lonjakan adalah bagian virus yang menempel pada sel manusia untuk menginfeksi RNA mereka dan bereproduksi (sekaligus bermutasi).
Sebagai ilustrasi, virus menginfeksi sel manusia dengan memasukkan kunci pada tubuh mereka ke dalam gembok yang ada di sel manusia (reseptor di permukaan sel).
Maka untuk mencegah kunci itu tak masuk ke dalam gembok, "antibodi bertindak dengan menempelkan permen karet di kunci virus sehingga ia tidak bisa masuk (ke sel manusia)."
Antibodi bergetah itu sangat penting, tetapi untuk membangun perlindungan yang langgeng, sistem kekebalan harus mengingat bentuk spesifik SARS-CoV-2. Inilah mengapa penting untuk memperkenalkan bentuk virus ini terlebih dulu lewat vaksin.
Desai menyebut kehadiran benda asing berupa spike protein virus corona ataupun virus yang dilemahkan, menimbulkan respons imun terhadap tiga tipe sel, makrofag, sel T, dan sel B.
Lihat Juga : |
Makrofag adalah sel pertama yang mendeteksi dan menghilangkan organisme berbahaya. Sedangkan sel T berguna untuk membantu mengingat protein lonjakan virus corona, agar sistem imun bisa mengenali dan memberantasnya jika virus ini masuk ke dalam tubuh.
Setelah vaksin dikenali sebagai benda asing oleh sistem imun, maka sel B mulai membangun pasukan antibodi.
"Sel-sel itu membentuk apa yang kita sebut memori imunologis," kata Wherry.
Proses itu pada akhirnya mengarah pada pembentukan sel B memori dan sel T, yang dapat hidup di dalam tubuh selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, seperti dilaporkan Scientific American.
(eks)