Jakarta, CNN Indonesia --
Sebuah survei yang dilakukan Kaspersky kepada 6.017 karyawan secara global pada tahun lalu mencatat, bahwa sebanyak 33 persen karyawan mengaku menggunakan perangkat kantor untuk menonton konten dewasa atau porno.
Padahal, konten dewasa kerap menjadi sasaran para pelaku kejahatan siber, untuk melangsungkan aktivitas peretasan lewat situs konten dewasa.
"Temuan paling menarik lainnya, 33 persen dari 6.017 karyawan yang disurvei secara global tahun lalu mengaku menggunakan perangkat kantor mereka untuk menonton konten dewasa, jenis konten yang sering menjadi sasaran para pelaku kejahatan siber," ujar Kaspersky lewat siaran pers, Senin (23/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut perusahaan keamanan siber global Kaspersky juga telah mendeteksi dan memblokir setidaknya 382.578 serangan seluler terhadap pengguna di Asia Tenggara selama paruh pertama tahun 2021. Hal itu meningkat 14 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni 336.680 insiden.
Di era kerja jarak jauh yang kini banyak diterapkan sebagian masyarakat, terdapat ancaman mobile malware yang dapat mencuri data pribadi individu, yang menjadi landasan untuk melakukan serangan yang ditargetkan terhadap perusahaan tempat pengguna bekerja.
Menurut para ahli malware seluler yang mengacu pada perangkat lunak berbahaya secara khusus ditargetkan untuk menginfeksi perangkat seluler, termasuk handset, tablet serta perangkat pintar lainnya.
Sejak 2020, telemetri Kaspersky diklaim telah memantau dan memblokir lebih dari seratus ribu serangan mobile malware di Asia Tenggara per kuartal. Tiga bulan pertama tahun 2021 mencatat jumlah tertinggi sejak tahun lalu dengan 205.995 insiden yang terdeteksi.
Indonesia mencatat jumlah tertinggi serangan ponsel yang digagalkan dari Januari 2020 hingga Juni 2021 diikuti oleh Malaysia dan Thailand.
Selain itu Indonesia juga menempati peringkat ke-3 alam hal mobile malware yang terdeteksi pada kuartal kedua tahun ini. Rusia dan Ukraina menempati posisi pertama dan kedua, sedangkan India dan Turki menempati posisi ke-4 dan ke-5.
Kaspersky juga membeberkan tiga ancaman seluler paling umum yang terjadi di Asia Tenggara, di antaranya yakni Trojan, Trojan Downloader dan Trojan Dropper.
Trojan merupakan program berbahaya yang melakukan aktivitas yang tidak diizinkan oleh pengguna. Mereka menghapus, memblokir, mengubah atau menyalin data, hingga mengganggu kinerja komputer atau jaringan komputer.
Trojan Downloader yakni praktik mengunduh dan menginstal versi baru program berbahaya, termasuk Trojan dan AdWare di komputer. Setelah diunduh dari Internet, program diluncurkan atau dimasukkan ke dalam daftar program yang akan berjalan secara otomatis saat sistem operasi boot.
Trojan Dropper adalah program yang dirancang untuk diam-diam menginstal program berbahaya yang dibangun ke dalam kode peretas menuju komputer korban. Jenis program berbahaya itu biasanya menyimpan berbagai file ke drive korban, dan meluncurkannya tanpa pemberitahuan apa pun.
Dengan temuan itu Kaspersky juga menyarankan beberapa tips yang dapat dilakukan bagi perusahaan untuk melindungi jaringan dan perangkat dari pelaku kejahatan siber.
- Pastikan karyawan memiliki kebutuhan yang mereka butuhkan untuk bekerja dari rumah dengan aman, dan tahu siapa yang harus dihubungi jika mereka menghadapi masalah TI atau keamanan.
- Jadwalkan pelatihan kesadaran keamanan dasar untuk karyawan. Hal itu dapat dilakukan secara daring dan mencakup praktik penting, seperti manajemen akun dan kata sandi, keamanan email, keamanan titik akhir, dan penjelajahan web.
- Mengambil langkah-langkah perlindungan data utama termasuk mengaktifkan perlindungan kata sandi, mengenkripsi perangkat kerja, dan memastikan cadangan data.
- Pastikan setiap perangkat lunak, aplikasi, dan layanan terus diperbarui dengan tambalan terbaru.
- Melakukan pemeriksaan kembali solusi perlindungan yang tersedia di perangkat seluler. Misalnya mengaktifkan kemampuan anti-pencurian seperti lokasi perangkat jarak jauh, mengunci dan menghapus data, penguncian layar, kata sandi dan fitur keamanan biometrik seperti ID Wajah atau fingerprint.
[Gambas:Video CNN]