5 Kritik dan Miskonsepsi soal Covid-22

CNN Indonesia
Kamis, 26 Agu 2021 08:54 WIB
Sejumlah ahli memaparkan kritik dan meluruskan miskonsepsi terkait istilah Covid-22 yang dilontarkan ilmuwan Swiss.
Sejumlah ahli memaparkan kritik dan meluruskan miskonsepsi terkait istilah Covid-22 yang dilontarkan ilmuwan Swiss. (REUTERS/ALY SONG)

Tidak sesuai kaidah

Penamaan suatu penyakit biasanya lewat kesepakatan bersama yang diumumkan oleh WHO.

Sebagai contoh, penamaan virus corona SARS-CoV-2 dilakukan berdasarkan struktur genetik virus. Penamaan ini dilakukan oleh Komite Internasional Taksonomi Virus (ICTV).

WHO lantas mengumumkan nama penyakit akibat infeksi virus corona SARS-CoV-2 sebagai Covid-19 berdasarkan pedoman Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) dan Badan Pangan Dunia (FAO).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penamaan Covid-19 sendiri merupakan sebuah singkatan, seperti dijelaskan Thomas Russo, MD, profesor dan Kepala Penyakit Menular di Universitas Buffalo, New York, AS.

"CO untuk corona, VI untuk virus, D untuk penyakit (disease), dan 19 untuk tahun pertama ditemukan," tuturnya seperti dikutip Health.
Sehingga, penamaan Covid-22 tidak sesuai dengan pedoman ini. Prof Reddy pun sudah mengakui kekeliruan penamaan Covid-22 yang bikin panik warga dunia.

Tidak bisa diprediksi

Menurut Dr. Blaser para ahli "tidak bisa memprediksi" apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Saya kira tidak akan ada virus baru yang membawa bencana besar tahun depan atau 10 tahun kemudian," katanya.

"Itu hal yang tidak bisa diketahui. Yang bisa kita prediksi adalah akan ada varian baru COVID-19. Beberapa varian ini mungkin lebih baik atau lebih buruk. Waktu yang akan menjawab."

Covid-22 anggapan yang terlalu dini 

Professor Lawrence Young, virologis dari Universitas Warwick pun menyebut perkiraan tersebut masih terlalu dini.

"Covid-22 menakutkan dan sangat spekulatif," tuturnya.

Menurutnya mutasi kombinasi strain dari berbagai varian virus yang ada saat ini sangat kecil kemungkinannya.
Ia pun menyarankan cara terbaik untuk menghentikan virus corona bermutasi menjadi varian-varian baru adalah dengan menghentikan virus menginfeksi manusia dan menekan penularannya.

Sebab, virus ini bisa bermutasi menjadi varian yang lebih ganas ketika memperbanyak diri di sel manusia yang terinfeksi.


Belum ada penelitian yang jelas

Terkait keberadaan varian ini belum ada penelitian yang dilakukan, namun istilah Covid-22 yang Reddy gunakan tetap merujuk pada virus corona SARS-CoV-2, yang menjadi penyebab penyakit Covid-19.

Sehingga ia menggunakan istilah Covid-22 yang kemungkinan menyebabkan muncul varian baru SARS-CoV-2 yang lebih berbahaya di tahun 2022 nanti.

(mrh/eks)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER