OnlyFans Batalkan Rencana Larangan Konten Pornografi

CNN Indonesia
Kamis, 26 Agu 2021 19:58 WIB
Ilustrasi. Perusahaan platform daring berbayar, OnlyFans, membatalkan rencana untuk melarang konten berbau pornografi oleh para penggunanya. (Istockphoto/Pagadesign)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perusahaan platform daring berbayar, OnlyFans, membatalkan rencana untuk melarang konten berbau pornografi oleh para penggunanya, setelah mengikat kesepakatan dengan mitra perbankan dan penyedia pembayaran.

Pembatalan rencana itu disampaikan oleh perusahaan tersebut melalui akun Twitter.

"Terima kasih kepada semua orang yang telah membuat suara Anda didengar. Kami telah mendapatkan jaminan yang diperlukan untuk mendukung komunitas kreator kami yang beragam dan telah menangguhkan perubahan kebijakan 1 Oktober yang direncanakan. OnlyFans berdiri bersama komunitas inklusif, dan kami akan terus menyediakan rumah bagi semua kreator," tulis Onlyfans dalam keterangan pers.

Pada 19 Agustus lalu, OnlyFans menyatakan akan melarang penggunanya mengunggah konten mengandung pornografi. Perubahan itu akan mulai berlaku pada 1 Oktober 2021.

Pengguna yang marah pada awalnya menyalahkan OnlyFans atas rencana larangan materi berbau pornografi. Namun, OnlyFans menyatakan hal itu dilakukan demi memenuhi permintaan mitra perbankan dan penyedia pembayaran.

"Kami membayar lebih dari satu juta pembuat konten lebih dari U$300 juta (Rp4.3 T) setiap bulan, dan memastikan bahwa dana ini sampai ke pembuat konten melibatkan penggunaan sektor perbankan." kata Kepala Eksekutif dan salah satu pendiri OnlyFans, Tim Stokely, seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (25/8).

Stokely menyebutkan satu bank secara khusus yakni, BNY Mellon, yang menolak transaksi dengan OnlyFans. Sementara yang lain seperti Metro Bank yang berbasis di Inggris, menutup rekening OnlyFans sejak 2019.

Selain itu, OnlyFans juga terpengaruh oleh aturan baru dari penyedia pembayaran seperti Mastercard, yang dimaksudkan untuk menindak pelanggaran di ranah siber seperti penyebaran gambar seksual dan materi pelecehan seksual anak secara non-konsensual.

Selama pandemi, OnlyFans meraup keuntungan sebesar US$1 miliar atau setara Rp14 Triliun. OnlyFans populer di kalangan pembuat konten amatir karena biaya berlangganan yang relatif rendah, sehingga memungkinkan mereka meraup sekitar 80 persen dari penghasilan mereka.

Ketika berita tentang rencana pelarangan konten porno terungkap, beberapa khawatir mereka akan terancam dan kehilangan sumber pendapatan utama mereka.

Perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh maestro porno, Leo Radvinsky, sudah lama menyatakan keinginan untuk beralih dari materi dewasa ke konten yang lebih umum. Platform baru tersebut disebut akan memungkinkan konten kreator OnlyFans untuk saling berbagi konten dan topik terkait fitness, memasak, komedi, atau musik.

(mhr/ayp)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK