Krisis Chip, Produksi Suzuki India Anjlok September

CNN Indonesia
Rabu, 01 Sep 2021 13:56 WIB
Dua pabrik Maruti Suzuki India di Gurgaon dan Manesar di Haryana terdampak krisis chip semikonduktor.
Suzuki Ignis diproduksi di India. (Foto: CNN Indonesia/ Aulia Bintang)
Jakarta, CNN Indonesia --

Maruti Suzuki mengumumkan Selasa, (31/8) bahwa produksi kendaraannya pada September diperkirakan akan turun 60 persen karena kekurangan pasokan chip semikonduktor.

Perusahaan telah merasakan dampak kelangkaan chip semikonduktor mulai Juni dan berlanjut hingga Agustus untuk pabrik di Haryana dan Gujarat.

Mengutip Reuters, Rabu (1/9) dua pabrik Maruti Suzuki India di Gurgaon dan Manesar di Haryana memiliki kapasitas produksi gabungan sebesar 1.580.000 sedangkan pabrik Suzuki Motor Gujarat memiliki kapasitas 500.000 unit. Jika ditotal jumlahnya mencapai lebih dari 2 juta unit per tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu perusahaan memproduksi 170.719 mobil pada Juli dan 165.576 pada bulan sebelumnya.

Dalam beberapa bulan terakhir semakin banyak produsen otomotif yang bergantung pada chip, untuk manajemen komputer, sistem ECU mobil dan fitur bantuan pengemudi (driver-assistance features) seperti pengereman darurat.

Produsen otomotif kian tertekan selama pandemi Covid-19 setelah permintaan chip dari perusahaan elektronik seperti komputer, tab, laptop meningkat imbas banyak karyawan bekerja dari rumah.

Maruti Suzuki belum memberikan pernyataan jika produksi akan terpengaruh pada September.

Chairman Maruti Suzuki, RC Bhargava, awal tahun ini mengatakan bahwa krisis semikonduktor belum berakhir dan sulit untuk memprediksi apa yang terjadi selanjutnya.

Namun, analis mengatakan Maruti Suzuki lebih baik daripada para pesaingnya selama krisis chip.

"Modelnya cenderung memiliki lebih sedikit fitur yang membutuhkan lebih sedikit semikonduktor," kata Aditya Jhawar, seorang analis di Investec Capital.

Ia beralasan karena Maruti Suzuki menggunakan semikonduktor yang lebih sederhana, sementara pasokan lebih terbatas untuk yang lebih kompleks.

"Kami akan melihat produksi untuk Maruti kembali mendekati level normal sekitar Oktober dan November," tutup Aditya.

(mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER