Dugaan kebocoran data dari aplikasi Indonesia Health Alert Card atau eHAC yang digagas kemenkes pertama kali diungkapkan oleh tim peneliti dari vpnMentor, sejak 15 Juli lalu.
Saat itu, vpnMentor telah berusaha menghubungi Kemenkes terkait kebocoran data tersebut namun tidak mendapat tanggapan.
Baru pada 22 Agustus lalu laporan vpnMentor mendapat tanggapan dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Alhasil pada 24 Agustus, BSSN memutuskan mengambil tindakan dengan menonaktifkan peladen eHAC versi lama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut vpnMentor, jumlah data eHAC yang bocor mencapai 1,4 juta orang, dan yang sudah terbuka mencapai 1,3 juta orang.
Dugaan kebocoran sertifikat vaksin Presiden Joko Widodo (Jokowi) beredar di internet.
Dalam tangkapan layar yang beredar di internet tampak tampilan yang serupa dengan sertifikat vaksin yang ada di layanan Pedulilindungi.
Pada gambar tangkapan layar itu tertulis Surat Keterangan Vaksinasi Covid-19 atas nama Ir. Joko Widodo lengkap dengan data tanggal lahir, Nomor Induk Kependudukan (NIK), kodeQR, nomor ID vaksinasi, jenis vaksin yang digunakan, dan tanggal vaksinasi dilakukan.
Selain itu, netizen lain juga membagikan foto e-KTP Jokowi lengkap dengan alamat dan data pribadi tanpa ada sensor sedikitpun. Kemudian NIK Jokowi bisa dengan mudah diakses.
Salah satunya melalui situs KPU. Pada situs tersebut tercantum data NIK Jokowi.
Saat itu Jokowi mencantumkan NIK untuk kepentingan administrasi dalam Pemilihan Presiden.
(ayp/ayp)