Dalam beberapa kasus, badai Matahari dapat meningkatkan gaya gesek satelit dan menurunkan orbitnya sehingga cukup rendah untuk ditarik oleh gravitasi dan jatuh ke Bumi.
Abdu Jyothi mengatakan para peneliti memperkirakan persentase dampak badai Matahari terhadap Bumi antara 1.6 persen dan 12 persen setiap satu dasawarsa. Akan tetapi, dia menyoroti infrastruktur penunjang internet di Bumi yang disebut belum siap jika mengalami gangguan akibat kejadian alam itu.
Sampai saat ini tercatat hanya ada beberapa laporan tentang dampak badai Matahari skala besar terhadap Bumi. Yakni pada 1859 dan 1921.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badai Matahari yang tercatat pada 1859, atau juga dikenal dengan nama Peristiwa Carrington, menyebabkan gangguan geomagnetik di Bumi dan menyebabkan nyaris seluruh kawat telegram terbakar. Selain itu penduduk di dekat Kolombia dan dekat garis khatulistiwa bisa menyaksikan fenomena aurora yang biasanya hanya bisa diamati pada wilayah kutub.
Sedangkan badai Matahari pada Maret 1989 sempat membuat padam jaringan listrik di Provinsi Quebec, Kanada selama sembilan jam.
Abdu Jyothi mengatakan badai Matahari yang tidak bisa diprediksi bisa menjadi ancaman utama terhadap peradaban dunia modern yang mengandalkan internet buat membantu kegiatan sehari-hari. Kejadian alam itu juga bisa mengganggu kegiatan perekonomian yang juga menggunakan internet.
Badai Matahari juga dilaporkan sempat menghantam Bumi pada 11 hingga 12 Juli lalu. Hal itu berdasarkan pengamatan seorang astronom antariksa senior, Tony Phillips seperti tertulis di situs miliknya, Space Weather.
(mrh/ayp)