Seperti J&J, vaksin CanSino juga hanya memerlukan satu dosis penggunaan dengan tipe vaksin viral vector. Vaksin ini memanfaatkan adenovirus nonaktif untuk mengantarkan protein spike dari Covid-19 ke dalam sel tubuh, sehingga memicu pembentukan antibodi.
Setelah vaksinasi dosis tunggal disuntikan, vaksin CanSino memiliki efikasi 90,07% dalam mencegah penyakit parah 28 hari. Data tersebut didasarkan pada hasil sementara dari uji klinis fase tiga yang mendaftarkan lebih dari empat ribu peserta di Pakistan, Meksiko, Rusia, Chili, dan Argentina.
Pada 2 September 2020, perusahaan mengatakan bahwa vaksin CanSino menjalankan uji klinis fase tiga secara multi internasional di beberapa negara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan tersebut berencana untuk merekrut 40 ribu sukarelawan di negara-negara termasuk Rusia, Arab Saudi, Pakistan, dan Meksiko.
Xuefeng Yu, Ketua, dan CEO CanSinoBIO, menyatakan dalam siaran pers yang dikeluarkan pada 7 November 2020, bahwa peluncuran studi klinis Ad5-nCoV di Meksiko, merupakan tonggak sejarah lain dari CanSinoBIO.
"Kami senang berkolaborasi dengan EPIC dan pihak berwenang yang memungkinkan studi klinis awal ini di Meksiko. Mudah-mudahan, kita bisa melihat hasil penelitian segera dan berkontribusi pada perjuangan pandemi di Meksiko," katanya.
Melansir laman Covid-19 Pemda DKI Jakarta, vaksin ini dikembangkan atas kolaborasi antara perusahaan vaksin China dengan saintis militer China.
Pada awal 2020, tim gabungan Institut Bioteknologi, Akademi Ilmu Kedokteran Militer, dan CanSino Biologics mulai mengembangkan kandidat vaksin AD5-nCOV. Tim tersebut mendaftarkan vaksin eksperimental COVID-19 untuk uji coba fase satu di China pada 23 Maret 2020.
Kemudian, Pada 15 April 2020, China memulai uji klinis fase kedua untuk vaksin COVID-19 dengan 500 peserta sukarelawan yang direkrut dari Wuhan. Pada 29 Juni 2020, militer China telah menerima 'lampu hijau' untuk menggunakan kandidat vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh unit penelitiannya dan CanSino Biologics.
Menurut Administrasi Kekayaan Intelektual Nasional, pada 11 Agustus 2020, China memberikan paten vaksin COVID-19 pertamanya.