Jakarta, CNN Indonesia --
Vaksin CanSino (Ad5-nCoV) telah mendapat izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk digunakan sebagai vaksin virus corona (Covid-19) di Indonesia.
CanSino didaftarkan oleh PT Bio Farma sebagai pemegang izin EUA yang akan bertanggung jawab untuk penjaminan keamanan, khasiat, dan mutu vaksin ini di Indonesia.
CanSino dapat disimpan dan diangkut antara 2 derajat Celcius dan 8 derajat Celcius, membuatnya lebih mudah diakses, terutama ke wilayah kesehatan masyarakat yang kurang terlayani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vaksin adenovirus asal China
Vaksin CanSino yang memiliki nama dagang Convidecia merupakan vaksin yang dikembangkan oleh CanSino Biological Inc. dan Beijing Institute of Biotechnology, yang juga dikembangkan dengan platform non-replicating viral vector namun menggunakan vector Adenovirus (Ad5).
Dilansir dari Precision Vaccinations, vaksin CanSinomenggunakan virus flu biasa yang dilemahkan atau adenovirus, untuk mengirimkan materi genetik yang mengkode protein lonjakan SARS-CoV-2 ke sel.
Sel-sel ini kemudian menghasilkan protein lonjakan dan melakukan perjalanan ke kelenjar getah bening, di mana sistem kekebalan menciptakan antibodi yang akan mengenali protein lonjakan itu dan melawan virus corona.
Nilai efikasi CanSino
Vaksin ini memiliki efikasi vaksin untuk perlindungan pada semua gejala covid-19 sebesar 65,3 persen, dan untuk perlindungan terhadap kasus coid-19 berat sebesar 90,1 persen.
Dosis Satu Kali Suntik
Seperti J&J, vaksin CanSino juga hanya memerlukan satu dosis penggunaan dengan tipe vaksin viral vector. Vaksin ini memanfaatkan adenovirus nonaktif untuk mengantarkan protein spike dari Covid-19 ke dalam sel tubuh, sehingga memicu pembentukan antibodi.
Setelah vaksinasi dosis tunggal disuntikan, vaksin CanSino memiliki efikasi 90,07% dalam mencegah penyakit parah 28 hari. Data tersebut didasarkan pada hasil sementara dari uji klinis fase tiga yang mendaftarkan lebih dari empat ribu peserta di Pakistan, Meksiko, Rusia, Chili, dan Argentina.
Uji Klinis
Pada 2 September 2020, perusahaan mengatakan bahwa vaksin CanSino menjalankan uji klinis fase tiga secara multi internasional di beberapa negara.
Perusahaan tersebut berencana untuk merekrut 40 ribu sukarelawan di negara-negara termasuk Rusia, Arab Saudi, Pakistan, dan Meksiko.
Xuefeng Yu, Ketua, dan CEO CanSinoBIO, menyatakan dalam siaran pers yang dikeluarkan pada 7 November 2020, bahwa peluncuran studi klinis Ad5-nCoV di Meksiko, merupakan tonggak sejarah lain dari CanSinoBIO.
"Kami senang berkolaborasi dengan EPIC dan pihak berwenang yang memungkinkan studi klinis awal ini di Meksiko. Mudah-mudahan, kita bisa melihat hasil penelitian segera dan berkontribusi pada perjuangan pandemi di Meksiko," katanya.
[Gambas:Photo CNN]
Sejarah
Melansir laman Covid-19 Pemda DKI Jakarta, vaksin ini dikembangkan atas kolaborasi antara perusahaan vaksin China dengan saintis militer China.
Pada awal 2020, tim gabungan Institut Bioteknologi, Akademi Ilmu Kedokteran Militer, dan CanSino Biologics mulai mengembangkan kandidat vaksin AD5-nCOV. Tim tersebut mendaftarkan vaksin eksperimental COVID-19 untuk uji coba fase satu di China pada 23 Maret 2020.
Kemudian, Pada 15 April 2020, China memulai uji klinis fase kedua untuk vaksin COVID-19 dengan 500 peserta sukarelawan yang direkrut dari Wuhan. Pada 29 Juni 2020, militer China telah menerima 'lampu hijau' untuk menggunakan kandidat vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh unit penelitiannya dan CanSino Biologics.
Menurut Administrasi Kekayaan Intelektual Nasional, pada 11 Agustus 2020, China memberikan paten vaksin COVID-19 pertamanya.