Tak Cuma Kiamat Internet, Badai Matahari Buat Listrik Meledak

CNN Indonesia
Rabu, 15 Sep 2021 10:30 WIB
Badai matahari super bukan hanya menyebabkan kiamat internet, tapi juga bisa meledakkan dan bikin mati listrik satu kota.
Badai Matahari super bisa sebabkan aurora yang biasa hanya terlihat di sekitar kutub bisa terlihat hingga sekitar khatulistiwa iStockphoto/basiczto

Bagaimana badai matahari super bikin kiamat internet?

Ia lantas mencontohkan bagaimana kerentanan kabel bawah laut terhadap semburan matahari berskala besar seperti yang melanda Bumi pada 1800-an dan awal 1900-an. Kabel bawah laut ini menjadi penghubung internet antar benua dan antar negara.

Gangguan pada repeater sinyal elektronik ini, menurut Jyothi, dapat mendatangkan malapetaka pada insfrastuktur internet, terutama di garis lintang utara tempat banyak kabel ini diletakkan.

Repeater ini ditemukan sekitar setiap 50 hingga 150 kilometer di sepanjang kabel serat optik bawah laut untuk mempertahankan kekuatan sinyal jarak jauh dan dapat dihancurkan oleh badai matahari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dan karena ini akan menjadi peristiwa global, risiko kegagalan beberapa kabel sekaligus sangat nyata, mengancam akan melumpuhkan wilayah yang luas atau bahkan seluruh benua dari internet untuk waktu yang lama.

Badai Matahari meledakkan listrik

Para ahli mengatakan bahwa beberapa tempat mungkin melihat trafo yang meledak jika arus di saluran listrik tinggi.

Seperti yang terjadi imbas badai Matahari pada Maret 1989 sempat membuat padam jaringan listrik di Provinsi Quebec, Kanada selama sembilan jam.

Badai Matahari yang tercatat pada 1859, atau juga dikenal dengan nama Peristiwa Carrington, menyebabkan gangguan geomagnetik di Bumi dan menyebabkan nyaris seluruh kawat telegram terbakar. Peristiwa Carrington merupakan badai geomagnetik paling kuat yang pernah tercatat.

Saat peristiwa Carrington terjadi, di luar angkasa, beberapa satelit tak terkendali selama beberapa jam. Satelit komunikasi TDRS-1 NASA mencatat lebih dari 250 anomali saat partikel berenergi tinggi menyerang elektronik sensitif satelit.

Space Shuttle Discovery pun mengalami masalah misterius. Sebuah sensor di salah satu tangki yang memasok hidrogen ke sel bahan bakar menunjukkan pembacaan tekanan tinggi yang luar biasa pada 13 Maret. Namun, masalah itu hilang setelah Badai Matahari mereda, seperti dikutip laman NASA.

Hal ini bahkan sempat membuat penduduk di dekat Kolombia dan dekat garis khatulistiwa bisa menyaksikan fenomena aurora yang biasanya hanya bisa diamati pada wilayah kutub.



(eks)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER