Jakarta, CNN Indonesia --
Sejumlah fakta di balik fenomena ratusan burung pipit jatuh dan mati mendadak terjadi di Gianyar dan Cirebin baru-baru ini.
Pada 9 September, ribuan burung pipit berjatuhan dari langit, tepatnya di kuburan Banjar Sema, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar.
Peristiwa yang sama kembali terjadi di lingkungan Balai Kota Cirebon, Jawa Barat, Selasa (14/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua fenomena ini viral di media sosial dan memicu penelitian lebih lanjut. Salah satu dugaan sementara jatuhnya ribuan burung pipit di Bali disebabkan oleh pengaruh perubahan iklim.
Berikut sejumlah fakta aneh mengenai kejadian tersebut.
Burung dalam kondisi basah
Foto-foto dan rekaman video burung-burung yang tergeletak sekitar pohon di Balai Kota Cirebon viral di media sosial media sosial setelah diunggah akun @infocrbcom pada Selasa pagi.
Dalam unggahannya, terlihat video yang menunjukkan ratusan bangkai burung memenuhi area parkir Balai Kota Cirebon.
Burung yang berjatuhan di di kuburan Banjar Sema, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar,Bali, pun ditemukan dalam kondisi basah.
Menurut Sutika, yang mengunggah video burung-burung yang berjatuhan ke tanah di Bali, jumlah burung yang berjatuhan itu sekitar seribu ekor.
Burung-burung yang berjatuhan berada di bawah pohon asem di kuburan Banjar Sema. Awalnya burung-burung tersebut tidur di atas pohon.
"Awalnya sering tidur burung di pohon asem itu. Banyak ada burung di sana, tapi baru lima hari burung di sana, dulu tidak ada. Dua ada pohon asem di sana. Asem kembar rasanya itu," tuturnya seperti dikutip Detikcom.
Tak semua mati, sebagian masih hidup
Dalam rekaman video yang viral terlihat ada beberapa burung yang masih bergerak dan dalam kondisi basah tak bisa terbang.
"Enggak mati semua, ada yang masih hidup," kata Ojo salah satu pegawai Balai Kota Cirebon, Selasa (14/9).
Mati Setelah Hujan
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon Kadini membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, burung-burung itu mati setelah hujan deras mengguyur pada malam sebelumnya.
"Iya benar (ada ratusan burung mati di kawasan Balai Kota Cirebon) setelah semalam diguyur hujan deras," kata Kadini saat dihubungi, Selasa (14/9).
dengan narasi kondisi itu terjadi ketika cuaca sekitar sudah hujan. Dari rekaman yang viral itu terlihat memang area sekitar basah karena hujan.
Akun @infocrbcom, yang pertama kali mengunggah video ratusan burung mati itu menyebutkan bahwa ratusan burung itu mati setelah hujan yang mengguyur kawasan tersebut sejak senin malam.
"Cuaca sedang hujan, di Balai Kota Cirebon burung berjatuhan dan banyak yang mati," demikian keterangan dari akun tersebut.
Sebab masih misterius
Hingga saat ini masih belum ada penjelasan yang pasti mengenai fenomena tersebut. Berbagai penjelasan masih bedasarkan dugaan semata.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali menduga fenomena tersebut dipengaruhi hujan asam.
Sementara Kepala Bidang Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon Arif Rahman menduga hal ini terjadi akibat faktor cuaca buruk.
"Sedang diperiksa lebih lanjut," ujarnya.
DKPPP Kota Cirebon langsung berkoordinasi dengan tim dari UPTD Balai Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (BKHKMV) di bawah Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat.
[Gambas:Photo CNN]
Senada, untuk kasus kematian massal burung pipit di Bali, Ahli ornitologi dari FMIPA BIologi Universitas Udayana, Luh Putu Eswaryanti Kusuma Yuni, mengatakan bahwa dirinya juga belum mengetahui persis apa penyebab kematian dari burung pipit itu.
"Terkait kematian massal burung dì Gianyar, saya tidak tau penyebab pastinya karena tidak berkesempatan untuk melihat langsung ke lokasi," katanya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (15/9).
Saat ini dirinya masih menunggu hasil kajian dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon Kadini pun mengatakan bahwa pihaknya akan meneliti lebih lanjut penyebab ratusan burung pipit itu mati mendadak. Pemkot Cirebon baru akan mengambil tindak lanjut setelah hasil penelitian keluar.
"Kami sedang meneliti (penyebab kematian burung-burung itu), setelah itu baru kami akan menindaklanjuti," ujarnya
Usulan Nekropsi
Peneliti bidang ornitologi Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Mohammad Irham, mengatakan harus dilakukan nekropsi buat mengungkap penyebab kematian massal burung pipit di Cirebon.
"Saya menyarankan agar pihak yang berkompeten di Cirebon melakukan pemeriksaan post-mortem atau nekropsi dari burung-burung yang mati tersebut sehingga kita memiliki data-data yang dapat menjelaskan penyebab kematian," kata Irham kepada CNNIndonesia.com melalui pesan teks, Selasa (14/9).
Seperti dilansir berbagai sumber, nekropsi atau bedah bangkai merupakan salah satu praktik yang mirip dengan autopsi pada manusia. Nekropsi bertujuan untuk mengetahui proses terjadinya penyakit infeksius, keracunan, defisiensi nutrisi dan tumor yang menyebabkan kematian hewan.
Terjadi di Negara Lain
Ratusan burung mati mendadak juga pernah terjadi di negara lain. Fenomena burung mati dalam jumlah banyak tersebut dilaporkan terjadi di wilayah New Mexico, Colorado, Texas, Arizona, hingga Nebraska pada bulan September 2020 lalu.
Beberapa spesies yang tercatat mengalami mati massal mendadak adalah burung tledekan, burung walet, dan burung warbler.
Pakar dari Departemen Biologi Universitas New Mexico (NMSU), Prof. Martha Desmond, mengatakan jumlah burung-burung yang mati tersebut mungkin sudah mencapai angka ratusan ribu.
"Saya mengumpulkan lebih dari satu lusin dalam jarak 2 mil dari rumah saya," ucap Desmond.
Seperti dilansir CNN, misteri soal burung mati ini dimulai pada 20 Agustus lalu. Saat itu sejumlah burung ditemukan mati di Pusat Pengujian Rudal Angkatan Darat Amerika Serikat di White Sands dan Monumen Nasional White Sands.
Hal yang mulanya dianggap peristiwa terisolasi berubah menjadi masalah yang serius ketika ditemukan peristiwa serupa di wilayah lain.
Desmond dan timnya bekerja sama dengan ahli biologi dari Pusat Pengujian Rudal White Sands untuk mengidentifikasi, membuat daftar, dan memeriksa 300 burung yang mati untuk mengetahui lebih lanjut tentang penyebab sebenarnya dari fenomena kematian massal ini.
Sejak 1970, tiga juta burung ditemukan mati mendadak di wilayah Amerika Serikat dan Kanada. Fenomena burung mati dalam jumlah besar seperti ini bisa mempengaruhi populasi burung-burung dari burung yang biasa hingga spesies-spesies yang terancam punah.