Xendit Beberkan Rencana Ekspansi Setelah Jadi Unicorn

CNN Indonesia
Rabu, 15 Sep 2021 13:55 WIB
Xendit yang baru saja masuk dalam daftar startup unicorn di Asia Tenggara berencana melakukan ekspansi ke pasar baru.
Xendit yang baru saja masuk dalam daftar startup unicorn di Asia Tenggara berencana melakukan ekspansi ke pasar baru. (Tangkapan layar web xendit.co)
Jakarta, CNN Indonesia --

Layanan pembayaran business-to-business (B2B) Xendit yang baru saja masuk dalam daftar unicorn yang berkembang di Asia Tenggara berencana untuk melakukan ekspansi ke pasar baru.

Strategi ekspansi Xendit rencananya akan mencakup pasar negara lain seperti Malaysia dan Vietnam. Perusahaan itu akan memfokuskan diri pada pemecahan masalah untuk masing-masing pasar yang beragam seperti pencairan dana dan pengembalian dana.

Pada akhir tahun lalu, Xendit berekspansi ke Filipina, dan kini menjadi salah satu perusahaan pembayaran terbesar di negara tersebut. Pada Juli lalu mereka mengumumkan investasi strategis dalam platform pembayaran online Dragonpay.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Operasional (COO) dan Co-Founder Xendit Tessa Wijaya, mengatakan Xendit akan terus menaikkan performa untuk mendorong ekspansi ke negara lain.

"Fokus utama kami saat ini untuk penggalangan dana baru ini adalah untuk lebih regionalisasi dan untuk memperluas rangkaian produk kami di wilayah tempat kami berada atau akan berkembang," kata Tessa seperti dikutip dari Techcrunch, Selasa (14/9).

Tessa mengatakan Xendit mengalami peningkatan total volume pembayaran lebih dari 200 persen dari tahun ke tahun, dan sekarang memiliki total volume pembayaran (TPV) sebesar US$9 miliar yang diproses per tahun.

Sebelum pandemi, banyak pelanggan Xendit adalah pelaku industri perjalanan. Para pengguna jasa Xendit juga sangat terpukul oleh pandemi.

Akan tetapi sejak itu, Xendit terus memperluas cakupannya.

"Salah satu segmen besar adalah UKM. Pada bulan Agustus, ada 10.000 UKM yang mendaftar di platform kami saja. Yang lainnya berkembang ke perusahaan fintech - misalnya, ada peningkatan besar di Indonesia, terutama platform akuntansi. Kami juga telah memperluas ke perusahaan tradisional, seperti perusahaan telekomunikasi, yang berfokus pada memiliki gerai ritel di pusat perbelanjaan," kata Tessa.

Klien Xendit berkisar dari pelaku Usaha Kecil Menengah hingga perusahaan teknologi besar termasuk Traveloka, Wise, Wish, dan Grab. Pembayaran digital di sebagian besar pasar Asia Tenggara sangat terfragmentasi, konsumen menggunakan banyak metode pembayaran mulai dari dompet digital, buy now, pay later hingga kartu debit dan kredit tradisional.

Xendit memberikan solusi yang memungkinkan bisnis menerima pembayaran dari banyak metode tersebut melalui tiga opsi yang terintegrasi. Seperti URL langsung yang dapat dikirim penjual kepada pelanggan untuk pembayaran; pembayaran web dan seluler yang berfungsi dengan plugin platform e-niaga; dan API.

Meski dikenal sebagai penyedia infrastruktur pembayaran, Xendit juga mengerjakan hal lain, perusahaan itu bereksperimen dengan pinjaman modal kerja untuk merchant serta menjajaki penerbitan kartu kredit dengan mitra, karena penetrasi kartu kredit masih sangat rendah di Indonesia dan Filipina.

Xendit pernah mendeklarasikan diri sebagai layanan pembayaran B2B pertama yang menyandang status unicorn di RI.

Perusahaan itu, mengumumkan telah mengumpulkan US$150 juta dalam pendanaan Seri C, meningkatkan valuasinya menjadi US$1 miliar.

"Xendit menjadi startup pembayaran B2B pertama di Indonesia yang meraih status unicorn, setelah mendapatkan pendanaan US$150 juta dari Tiger Global Management, Accel, Amasia dan Justin Kan's Goat Capital," seperti tertulis di akun Instagram resmi Xendit, Selasa (14/9) malam.

[Gambas:Instagram]

Lima perusahaan asal Indonesia yakni Traveloka, Bukalapak, Gojek, Tokopedia, dan Ovo masuk dalam daftar unicorn dunia yang memiliki valuasi lebih dari US$1 miliar.

(mrh/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER