Kominfo Sebut PeduliLindungi Terinspirasi dari Singapura

CNN Indonesia
Kamis, 16 Sep 2021 09:59 WIB
Staf Ahli Kemenkominfo, Henry Subiakto, menyatakan PeduliLindungi terinspirasi dari aplikasi TraceTogether Singapura dan akan dipakai di KTT G20 2022.
Aplikasi PeduliLindungi disebut terinspirasi dari Singapura dan bakal digunakan dalam konferensi G20 pada 2022. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyatakan aplikasi PeduliLindungi terinspirasi dari aplikasi TraceTogether milik pemerintah Singapura, dan siap digunakan dalam konferensi G20.

Akan tetapi, Staff Ahli Menteri Bidang Komunikasi dan Media Massa Kemenkominfo Henry Subiakto, membantah PeduliLindungi meniru aplikasi milik Singapura itu.

"PeduliLindungi 100% dibuat oleh Telkom. Timnya dipimpin Faizal R. Djoemadi. Idenya memang melihat dr aplikasi TraceTogether Singapore. Tp kemudian dikembangkan lebih canggih dan lengkap dan sudah minta izin ke kedutaan besar Singapura. Kemudian jd aplikasi nasional yg diakui hak ciptanya," tulis Henry Subiakto dalam cuitan di akun Twitter pada Rabu (15/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, sempat ramai isu aplikasi PeduliLindungi yang disebut buatan Singapura di media sosial. Data aplikasi ini bahkan disebut diawasi oleh negara itu. Namun, jubir Kemenkominfo Deddy Permadi dan pihak Telkom yang mengembangkan PeduliLindungi membantah hal tersebut.  

"PeduliLindungi lebih lengkap dan lebih canggih. Meskipun fungsi awalnya sama dengan aplikasi milik Singapura tersebut yang hanya tracing berbasis bluetooth, PedulilLindungi dikembangkan agar nantinya bisa digunakan oleh semua operator dan berbasis digital, sehingga fungsinya bisa semakin banyak," kata Henry kepada CNNIndonesia.com melalui pesan teks.

Henry menyatakan aplikasi PeduliLindungi pada konferensi G20 di Bali nanti pada 2022 mendatang. Nantinya para perwakilan negara lain diharuskan untuk mengunduh aplikasi PeduliLindungi saat memasuki Indonesia.

Maka dari itu, kata Henry, aplikasi ini dikembangkan dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris), dan tidak menutup kemungkinan untuk dikembangkan dalam bahasa lain untuk mengakomodir pendatang.

Henry juga menambahkan aplikasi ini dikembangkan untuk menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan paspor sebagai syarat untuk mengakses.

Pengembangan itu diharapkan bisa membuat aplikasi ini bermanfaat luas untuk menjaga kesehatan seluruh masyarakat Indonesia dari pandemi ini.

Selain itu pengembangan pada aplikasi PeduliLindungi untuk memastikan data dari para penggunanya tetap aman.

Dalam cuitannya yang lain, Henry memastikan peladen (server) data pengguna PeduliLindungi ada di Indonesia dan tidak berada di luar negeri seperti informasi yang beredar. Saat ini Pusat Data Nasional sedang dibangun, tetapi Kominfo juga mempunyai pusat data sementara selama aplikasi ini digunakan pemerintah.

Data dari aplikasi PeduliLindungi baru saja dipindahkan ke pusat data sementara tersebut.

(lnn/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER