Irwin menjelaskan bahwa hampir semua kapal selam bertenaga nuklir menggunakan PWR, reaktor air bertekanan. Ini teknologi yang persis sama dengan sebagian besar reaktor daya di seluruh dunia. Reaktor nuklir bekerja menghasilkan panas dari fisi nuklir.
Panas berasal dari fisi bahan bakar nuklir yang terkandung di dalam reaktor. Karena proses fisioning juga menghasilkan radiasi, pelindung ditempatkan di sekitar reaktor sehingga awak kapal terlindungi.
Pembangkit listrik tenaga nuklir menggunakan desain reaktor air bertekanan yang memiliki dua sistem dasar, yakni sistem primer dan sistem sekunder.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sistem primer mensirkulasikan air biasa dan terdiri dari reaktor, loop perpipaan, pompa dan generator uap. Panas yang dihasilkan dalam reaktor dipindahkan ke air dengan tekanan tinggi agar tidak mendidih. Air ini dipompa melalui generator uap dan kembali ke reaktor untuk pemanasan ulang.
Lihat Juga : |
Di pembangkit uap, panas dari air di sistem primer dipindahkan ke sistem sekunder untuk menghasilkan uap. Sistem sekunder diisolasi dari sistem primer sehingga air di kedua sistem tersebut tidak bercampur.
Dalam sistem sekunder, uap mengalir dari pembangkit uap untuk menggerakkan generator turbin, yang memasok listrik ke kapal, dan ke turbin penggerak utama, yang menggerakkan baling-baling.
Setelah melewati turbin, uap dikondensasikan menjadi air yang "diumpankan" kembali ke pembangkit uap oleh pompa umpan. Jadi, sistem primer dan sekunder adalah sistem tertutup di mana air disirkulasi ulang dan diperbarui.
Karena tidak ada langkah dalam pembangkitan tenaga ini yang membutuhkan kehadiran udara atau oksigen, hal ini memungkinkan kapal untuk beroperasi sepenuhnya terlepas dari atmosfer bumi untuk waktu yang lama.
(mik)