Jakarta, CNN Indonesia --
Daun kratom atau Mitragyna Speciosa merupakan kelompok tanaman yang terdapat kandungan zat berupa mitraginin yang disebut berdampak negatif terhadap penggunanya. Ada beberapa fakta-fakta dari tanaman yang banyak terdapat di Kalimantan Barat itu.
Sebelumnya Badan Narkotika Nasional (BNN) menargetkan aturan larangan peredaran dan penggunaan daun kratom mulai 2022. Pelarangan itu lantaran kratom memiliki efek samping yang lebih kuat dari morfin dan dapat merusak kesehatan manusia.
Ihwal teknis terkait pelarangan edar daun kratom sendiri menurutnya masih dalam proses pembahasan. Lantaran status kratom di Indonesia masih belum sepenuhnya dilarang hingga tahun 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu disampaikan BNN terkait nasib sejumlah masyarakat yang selama ini menggantungkan hidupnya melalui penanaman dan penjualan daun kratom di pelbagai wilayah di Indonesia.
Berikut fakta-fakta kratom yang disebut memiliki kandungan serupa Morfin, yang banyak tumbuh di Indonesia.
13 Kali lebih kuat dari Morfin hingga risiko kematian
Selain terdapat zat berupa mitraginin yang diketahui dapat berdampak negatif terhadap penggunanya, kratom juga memiliki kandungan 13 kali lebih kuat dari efek yang ditimbulkan oleh morfin dalam dosis yang sama.
Kepala Humas BNN Sulistyo Pudjo mengatakan jika terus dikonsumsi dalam jangka panjang, kratom akan menyebabkan gejala adiksi, depresi pernapasan, bahkan kematian.
Banyak terdapat di daratan Asia Tenggara
Kratom merupakan tanaman tropis yang berasal dari Asia Tenggara. Tanaman itu banyak dijumpai di Muang Thai, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina dan Papua Nugini. Di Indonesia tanaman ini banyak tumbuh di Kalimantan, Sumatera, sampai ke Sulawesi dan Papua di wilayah tertentu.
Kratom mempunyai habitat asli di pinggir sungai dan daerah rawa pasang surut. Kemampuan bertahan hidup dalam kondisi tergenang air menjadikan kratom cocok digunakan sebagai penahan abrasi sungai dan rehabilitasi lahan rawa pasang surut.
Digunakan untuk obat tradisional
Daun kratom dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat tradisional untuk mengatasi diare, lelah, nyeri otot, batuk, meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan tekanan darah tinggi, menambah energi, mengatasi depresi, anti diabetes, antimalaria dan stimulan seksual.
Meski demikian efek daun kratom pada manusia tergantung dosis serta cara pemakaiannya. Kratom mempunyai senyawa aktif mitragynin dan 7-hidroksimitragynin. Dengan dosis rendah mempunyai efek stimulasi dan dosis lebih tinggi berefek seperti senyawa opiat yaitu berefek analgesik dan sedasi.
Selain diambil daunnya, kayu kratom juga banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan bangunan dan meubel karena sifat kayunya yang keras dan kuat.
Dijual ke berbagai negara
Kratom merupakan salah satu komoditi hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang bisa mengangkat perekonomian masyarakat. Tepung yang dihasilkan dari daun pohon kratom diekspor ke Amerika, Kanada, Arab Saudi, India dan Eropa.
Sedangkan harga jual kratom per kilogram untuk daun basah adalah Rp1.500 sampai dengan Rp3.500. Selain itu untuk daun kering sebesar Rp17.000 sampai dengan Rp27.000. Komoditas daun kering yang berupa remahan dikumpulkan dan dikirim ke Kalimantan Barat untuk diolah menjadi tepung kratom.
Menurut data Pengusaha Kratom Indonesia (Pekrindo) dalam kurun waktu tahun 2015 - 2018, jumlah total ekspor kratom dari Kalimantan Barat mencapai 4.800 ton melalui para eksportir yang berjumlah kurang lebih 90 orang.
Berdasarkan hasil perhitungan ekonomi, penghasilan masyarakat petani terkait pengusahaan kratom mencapai 49,2 milyar dalam kurun waktu 4 tahun.
Hingga kini belum ada regulasi jelas mengenai pengusahaan maupun perdagangan kratom dalam bentuk raw material atau bahan mentah.
Meski demikian petani kratom dihantui rasa takut ditangkap pihak yang berwajib karena masih belum ada kejelasan mengenai legalitas kratom, menurut laporan B2P2EHD Samarinda.