Daun kratom dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat tradisional untuk mengatasi diare, lelah, nyeri otot, batuk, meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan tekanan darah tinggi, menambah energi, mengatasi depresi, anti diabetes, antimalaria dan stimulan seksual.
Meski demikian efek daun kratom pada manusia tergantung dosis serta cara pemakaiannya. Kratom mempunyai senyawa aktif mitragynin dan 7-hidroksimitragynin. Dengan dosis rendah mempunyai efek stimulasi dan dosis lebih tinggi berefek seperti senyawa opiat yaitu berefek analgesik dan sedasi.
Selain diambil daunnya, kayu kratom juga banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan bangunan dan meubel karena sifat kayunya yang keras dan kuat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kratom merupakan salah satu komoditi hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang bisa mengangkat perekonomian masyarakat. Tepung yang dihasilkan dari daun pohon kratom diekspor ke Amerika, Kanada, Arab Saudi, India dan Eropa.
Sedangkan harga jual kratom per kilogram untuk daun basah adalah Rp1.500 sampai dengan Rp3.500. Selain itu untuk daun kering sebesar Rp17.000 sampai dengan Rp27.000. Komoditas daun kering yang berupa remahan dikumpulkan dan dikirim ke Kalimantan Barat untuk diolah menjadi tepung kratom.
Menurut data Pengusaha Kratom Indonesia (Pekrindo) dalam kurun waktu tahun 2015 - 2018, jumlah total ekspor kratom dari Kalimantan Barat mencapai 4.800 ton melalui para eksportir yang berjumlah kurang lebih 90 orang.
Berdasarkan hasil perhitungan ekonomi, penghasilan masyarakat petani terkait pengusahaan kratom mencapai 49,2 milyar dalam kurun waktu 4 tahun.
Hingga kini belum ada regulasi jelas mengenai pengusahaan maupun perdagangan kratom dalam bentuk raw material atau bahan mentah.
Meski demikian petani kratom dihantui rasa takut ditangkap pihak yang berwajib karena masih belum ada kejelasan mengenai legalitas kratom, menurut laporan B2P2EHD Samarinda.
(can/mik)