Jakarta, CNN Indonesia --
Musim hujan pada September merupakan periode tepat bagi ular kobra untuk menetaskan telur yang kerap dilakukan dengan membuat sarang di dalam rumah atau sekolah.
Area yang gelap dan lembab merupakan tempat favorit ular kobra untuk bersarang dan berkembang biak. Tak terkecuali di dalam rumah atau sekolah.
Ahli Herpetologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy, memberikan beberapa tips agar ular kobra tidak bertelur di area rumah maupun sekolah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masyarakat diminta untuk waspada karena pada September ini merupakan awal musim hujan. Ular kobra akan mencari tempat yang ideal untuk menetaskan telurnya pada musim hujan yang puncaknya biasanya terjadi antara Oktober hingga Desember.
"Pada musim-musim itu harus sering membersihkan rumah dan memberi wangi-wangian yang menyengat. Tidak usah menabur garam karena garam tidak efektif," kata Amir kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Jumat (17/9).
Lain itu sinar Matahari sebisa mungkin masuk ke dalam rumah, ventilasi bagus, serta sirkulasi yang baik sehingga tidak ada kelembaban.
Amir juga menyarankan supaya penduduk tidak menumpuk barang-barang bekas sehingga tidak menciptakan lubang atau ruang yang dapat digunakan ular untuk bertelur.
Selanjutnya, Amir meminta agar masyarakat rutin membuang sampah setiap hari.
"Membuang sampah dengan disiplin, setiap hari sampah harus dibuang, jangan dibiarkan lama disimpan di dalam rumah karena itu akan mengundang tikus. Itu akhirnya men-trigger bahwa ular itu mencari mangsa karena dia mengikuti bau si tikus," ucap Amir.
Jika ternyata di rumah ditemukan sarang ular kobra, Amir meminta penduduk tidak panik dan tetap waspada.
Amir juga menyarankan masyarakat mengetahui letak rumah sakit terdekat yang menyediakan anti-bisa ular jika mereka digigit.
"Jadi kemungkinan terburuk nya jika ada orang tergigit ular dapat ditangani dengan baik," ucap Amir.
Lebih lanjut, Amir mengatakan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan ular kobra bersarang dan bertelur di area rumah penduduk.
"Lingkungan sekitar kita menyediakan ruang yang menguntungkan bagi si kobra ini. Misal, ketersediaan pakan, kobra ini kan mencari tikus, jadi semakin banyak tikus di rumah kita itu kemungkinan ular akan datang," katanya.
Ular kobra, kata Amir, akan tertarik dengan kawasan yang gelap dan lembap di dalam rumah. Tempat yang kerap dipakai oleh ular bersarang dan bertelur yaitu lubang-lubang yang biasanya berada di antara pondasi dan tembok.
"Kobra itu meletakkan telur di lubang, semua telur ular tidak ada yang terekspos keluar. Jadi telur ular itu harus ada di dalam lubang yang gelap dan lembab. Kalau terlalu kering dia nggak menetas," imbuhnya.
Lubang-lubang tersebut, kata Amir, mungkin juga tercipta dari tumpukan genting, bebatuan, kardus dan barang bekas lainnya. Kondisi area seperti itu sangat berpotensi dijadikan sarang oleh ular kobra karena menyediakan kelembaban yang ideal.
[Gambas:Photo CNN]
Amir menjelaskan faktor lain yang menyebabkan kobra menetaskan telur di area pemukiman adalah musim.
"Musim sangat berpengaruh. Kenapa? Karena dengan musim itu populasi bisa berubah. Jadi jika kita lihat menjelang musim hujan, itu adalah musim di mana telur-telur anakan kobra itu menetas," ujar Amir.
Menurut Amir dalam beberapa tahun terakhir, suhu yang panas dan lembap cukup dominan sehingga membuat mikro iklim untuk penetasan telur ular kobra menjadi ideal.
"Sehingga persentase penetasan secara umum itu meningkat. Kalau meningkat otomatis populasi anakan juga akan meningkat," pungkasnya.