Seperti dilansir Live Science, saat Bumi berputar, dorongan dan tarikan momentumnya membentuk arus laut, yang bersama dengan aliran angin atmosfer, menghasilkan berbagai pola iklim di seluruh dunia, sehingga iklim Bumi sangat dipengaruhi oleh rotasi.
Para ilmuwan baru-baru ini memodelkan versi digital Bumi yang berputar ke arah yang berlawanan atau searah jarum jam jika dilihat dari atas Kutub Utara, arah yang dikenal sebagai retrograde.
Ziemen mengatakan dari hasil pemodelan, topografi bumi akan tetap sama hanya saja akan ada perubahan iklim yang jauh berbeda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"[Membalikkan rotasi Bumi] mempertahankan semua karakteristik utama topografi seperti ukuran, bentuk, dan posisi benua dan lautan, sambil menciptakan serangkaian kondisi yang sama sekali berbeda untuk interaksi antara sirkulasi dan topografi," kata Ziemen.
Rotasi baru ini mengatur arus laut dan angin untuk berinteraksi dengan benua dengan cara yang berbeda, menghasilkan kondisi iklim yang sama sekali baru di seluruh dunia.
Perubahan arah rotasi Bumi juga akan membalikkan pola angin global, memberikan perubahan suhu ke wilayah subtropis dan wilayah di garis lintang tengah; zona barat benua menjadi lebih dingin saat wilayah timur menghangat, dan musim dingin menjadi lebih dingin secara signifikan di Eropa barat laut. Arus laut juga berubah arah, menghangatkan batas timur laut dan mendinginkan batas barat.
Dalam simulasi AMOC, arus laut yang berfungsi untuk mengangkut panas ke seluruh dunia, menghilang dari Samudra Atlantik. Namun arus serupa dan sedikit lebih kuat muncul di wilayah Samudra Pasifik, membawa panas ke Rusia timur.
Arus laut yang berubah di Samudra Hindia juga memungkinkan cyanobacteria mendominasi wilayah tersebut, hal yang tidak akan terjadi saat Bumi pada rotasi normal.
Ziemen menganggap perubahan-perubahan tersebut tidak biasa karena penelitian sebelumnya yang memodelkan Bumi yang berputar terbalik tidak melihat perubahan tersebut.
Dari sekian perubahan yang terjadi, bagi Ziemen, penghijauan Sahara adalah perubahan paling menarik.
"Melihat Sahara hijau dalam model kami membuat saya berpikir tentang alasan mengapa kami memiliki gurun di Sahara, dan mengapa tidak ada di dunia yang mundur," kata Ziemen. "Pemikiran tentang pertanyaan paling mendasar inilah yang membuat saya terpesona tentang proyek ini," tambahnya.
(lnn/eks)