"Kisah-kisah ini, yang ditulis oleh para perempuan, menekankan pembukaan mumi sebagai metafora pemerkosaan. Pada gilirannya, perbandingan yang mengejutkan ini tampaknya mengutuk penghancuran dan pencurian warisan Mesir di masa kejayaan kolonialisme Barat," imbuhnya
Peneliti lain juga sepakat bahwa kaitan kutukan dan sihir dengan mumi sudah tersebar luas sebelum penemuan makam Tutankhamun.
"Gagasan bahwa Mesir adalah tanah misteri berasal dari orang-orang Yunani dan Romawi," ujar seorang profesor sejarah di Athens State University di Alabama dan penulis buku 'Egyptomania: A History of Fascination, Obsession and Fantasy' terbitan Reaktion Books pada 2016, Ronald Fritze.
Rumor mengenai kutukan mumi ini kemudian beredar di Eropa melalui lisan sebagai kabar burung maupun tulisan sebagai karya fiksi. Fritze mencatat bahwa penulis Irlandia Bram Stoker, yang paling terkenal dengan novel 'Dracula'-nya, juga pernah menerbitkan sebuah buku tahun 1903 berjudul 'The Jewel of the Seven Stars'. Buku itu menceritakan bahwa para arkeolog zaman modern menderita akibat kutukan mumi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun orang Mesir kuno memang punya kebiasaan untuk menuliskan kalimatancaman yang bernada kutukandi dinding dan pintu makam mereka.
Fungsi awalnya ialah untuk mengusir penjarah dan perusak makam, karena biasanya jenazah dikubur bersama benda berharga.
orang Mesir kuno memang punya kebiasaan untuk menuliskan kalimatancaman yang bernada kutukandi dinding dan pintu makam mereka.
Fungsi awalnya ialah untuk mengusir penjarah dan perusak makam, karena biasanya jenazah dikubur bersama benda berharga.
Ukiran di makam anggota kerajaan biasanya bertuliskan:
Oh, semua orang yang memasuki makam ini,
Siapa yang akan membuat kejahatan terhadap makam ini, dan menghancurkannya,
Semoga buaya melawan mereka di dalam air.
Dan ular melawan mereka di darat,
Semoga kuda nil melawan mereka di air,
Kalajengking melawan mereka di darat.
(mth/eks)