Ahli Teliti Bakteri Pemakan Logam, Bisa Bersihkan Limbah

AFP | CNN Indonesia
Sabtu, 09 Okt 2021 18:00 WIB
Peneliti di Chili tengah melakukan serangkaian eksperimen pada bakteri pemakan logam yang disebutnya bisa membantu bersihkan limbah industri.
Ilustrasi limbah logam. Saat ini peneliti di Chili tengah bereksporimen dengan bakteri pemakan logam untuk membersihkan limbah industri. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mikroorganisme kelaparan yang mampu bertahan dalam kondisi ekstrem telah berhasil "menghabiskan" paku hanya dalam tiga hari.

Salah seorang ilmuwan asal Chili, Nadac Reales tengah melakukan serangkaian uji coba terhadap bakteri "pemakan logam" ini di laboratoriumnya di Antofagasta, sebelah utara Kota Santiago.

Dalam uji coba tersebut, ahli bioteknologi ini melakukan tes pada ekstrofil, atau organisme yang hidup di lingkungan ekstrem. Reales berharap dapat membantu membersihkan limbah industri pertambangan yang membuat negaranya sangat berpolusi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya menyadari ada berbagai kebutuhan di industri pertambangan, misalnya limbah logam," ujarnya dikutip dari AFP, Sabtu (9/10).

Ia mengatakan, ide gila ini muncul saat dirinya masih menimba ilmu di universitas. Ketika itu Reales melakukan tes di pabrik pertambangan menggunakan mikroorganisme untuk meningkatkan ekstraksi tembaga.

Ia menjelaskan, beberapa logam saat ini memang sudah dapat didaur ulang di pabrik peleburan. Hanya saja untuk beberapa jenis logam lainnya seperti limbah gerbong truk HGV, tidak dapat didaur ulang.

Akibatnya, Reales mengatakan banyak limbah logam sering dibuang di gurun Atacama, Chili, yang berlokasi dekat sebagian besar industri pertambangan. 

Chili sendiri diketahui merupakan produsen tembaga terbesar di dunia, yang menyumbang hingga 15 persen dari PDB negara itu. Dampaknya, negara itu juga menghasilkan banyak limbah pertambangan yang mencemari lingkungan.

Reales yang juga menjalankan perusahaan Rudanac Biotec, dalam penelitiannya berkonsentrasi pada bakteri pengoksidasi besi yang disebut Leptospirillum.

Dirinya mengekstrak bakteri dari geyser (sumber air panas) Tatio yang terletak 4.200 meter di atas permukaan laut, sekitar 350 kilometer dari Antofagasta.

"Bakteri yang hidup di lingkungan asam praktis tidak terpengaruh oleh konsentrasi yang relatif tinggi dari sebagian besar logam," ujarnya.

Awalnya bakteri membutuhkan waktu dua bulan untuk menghancurkan paku. Akan tetapi, ia mengatakan, ketika kelaparan mereka harus beradaptasi dan menemukan cara untuk memberi makan diri mereka sendiri.

Setelah dua tahun percobaan, ia bisa meningkatkan kecepatan "makan" bakteri tersebut sehingga bakteri tersebut dapat melahap paku hanya dalam waktu tiga hari.

Manfaat yang Mengejutkan

Reales mengatakan "tes kimia dan mikrobiologis" telah membuktikan bakteri tidak berbahaya bagi manusia atau lingkungan.

"Kami selalu melihat banyak potensi dalam proyek yang telah lulus ujian penting di laboratorium ini," kata Drina Vejar, ahli mikrobiologi yang merupakan anggota dari tim beranggotakan empat orang. Tim itu bekerja dengan Reales.

"Ini benar-benar diperlukan saat ini ketika kita harus merencanakan pembangunan yang lebih berkelanjutan, terutama di semua kota, ketika begitu banyak industri yang menyumbang polusi," sambungnya.

Ia mengatakan, sejumlah perusahaan pertambangan telah menunjukkan minat dalam penelitian ini. Menurutnya, perusahaan Rudanac Biotec saat ini membutuhkan sejumlah investasi lanjutan untuk melanjutkan ke tahap uji coba berikutnya.

Reales mengatakan dia membutuhkan dana investasi untuk melihat apakah bakteri yang dikembangkannya bisa"memakan balok berukuran sedang atau hopper" atau tidak.

Lebih lanjut, ia mengatakan, ketika proses disintegrasi logam selesai, maka yang nantinya tersisa adalah residu cairan kemerahan atau dikenal sebagai lixiviant yang memiliki kualitas yang mengejutkan.

Pada dasarnya, residu cair ini dapat digunakan untuk mengekstraksi tembaga dari batu dengan cara yang lebih berkelanjutan daripada penggunaan bahan kimia saat ini dalam pelindian.

"Setelah bio disintegrasi produk yang dihasilkan (cairan) dapat meningkatkan pemulihan tembaga dalam proses yang disebut hidrometalurgi," kata Reales.

Reales mengatakan itu berarti penambangan hijau "benar-benar layak."

Baru-baru ini, Reales juga telah mengajukan permintaan paten internasional untuk teknologinya. Dia berharap penemuan ini akan membantu mengurangi limbah logam yang mencemari wilayah pertambangan di negaranya.

(fiq/vws)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER