Selain Nanggala, laporan mengenai gelombang laut dalam juga datang dari kapal selam angkatan laut Amerika yang mengatakan salah satu kapal selam nuklir mereka mengalami kerusakan setelah ditabrak objek tak dikenal di wilayah Laut China Selatan pekan lalu.
Internal waves atau gelombang dalam terjadi di laut dan udara. Contohnya, turbulensi pesawat bisa disebabkan oleh internal waves. Sehingga internal waves dikelompokkan menjadi dua, yaitu atmospheric internal waves (gelombang dalam atmosfer) dan oceanic internal waves (gelombang laut dalam).
Lebih lanjut gelombang laut dalam memiliki intensitas paling besar pada kedalaman 50 hingga 200 meter, yang merupakan kedalaman sebuah kapal selam biasa beroperasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika sebuah kapal selam tertabrak oleh salah satu gelombang ini, maka kapal selam tersebut akan terbawa ke bawah (atau ke atas tergantung arah gelombang) dengan kecepatan 10 meter per menit selama 10 menit.
Sehingga jika kapal selam tidak melakukan langkah sesegera mungkin, maka kapal selam tersebut akan terbawa ke kedalaman maksimum yang menyebabkan kerusakan lambung kapal dan membuatnya tenggelam.
Gelombang bawah (internal waves) pada dasarnya terjadi ketika ada arus atau angin kuat yang berhembus melewati bukit. Ketika angin atau arus menabrak bukit, maka akan menimbulkan gelombang udara atau gelombang laut setelah melewati bukit tersebut.
Bukit ini tidak hanya berupa kontur yang ada di darat, tapi kontur serupa juga ada di bawah laut. Gelombang yang dihasilkan pun bergerak naik turun. menyebabkan getaran pada bagian bukit yang dilalui gelombang seperti dikutip The Conversation.
Gelombang laut dalam akan semakin besar jika bukit yang dilewati lebih curam dan gelombang yang menabrak lebih deras, dan perairan dalam laut Indonesia disebut memiliki struktur yang mendukung hal ini.