Sejak 2013 lalu, USS Dewey dilengkapi dengan Laser Weapon System (LaWS), senjata eksperimental yang dapat digunakan untuk melumpuhkan musuh, menurut laporan USS Carriers.
Dikutip CNN, LaWS digunakan untuk menghentikan ancaman mulai dari drone, helikopter, hingga kapal patroli kecil. Jika dilihat kasat mata, senjata laser itu tak seperti laser yang ada di film fiksi ilmiah.
Sebaliknya, target terbakar ketika senjata diarahkan ke objek lawan. Angkatan Laut menilai senjata laser diklaim lebih aman daripada senjata konvensional yang menggunakan hulu ledak, dan lebih hemat biaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senjata laser USS Dewey juga hanya membutuhkan sedikit anggota kru untuk dioperasikan. Laser bisa ditembakkan oleh satu pelaut menggunakan pengontrol seperti video game.
Angkatan laut AS mengatakan LaWS diklaim dapat dioperasikan minim kegagalan, meski dalam kondisi angin kencang, kelembaban dan suhu udara.
Militer China mengecam tindakan Amerika Serikat dan Kanada yang mengirim kapal USS Dewey mereka masuk ke Selat Taiwan, Minggu (17/10).
Sebelumnya, kapal AS dan Kanada memasuki Selat Taiwan pada pekan lalu. Mengutip dari Reuters, China menganggap langkah itu mengancam keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut.
Militer AS pun menyatakan kapal kelas Airleigh Burke dengan laser penghancur rudal, USS Dewey, berlayar ke selat yang memisahkan antara China dan Taiwan. USS Dewey ditemani kapal Kanada jenis frigate HMCS Winnipeg pada Kamis (14/10) dan Jumat (15/10).
"(USS) Dewey dan (HMCS) Winnipeg transit di Selat Taiwan untuk menunjukkan komitmen Amerika Serikat dan sekutu serta para partner kami untuk kebebasan dan keterbukaan Indo-Pasifik," demikian pernyataan dari militer AS.
Komando Armada Timur Tentara Pembebasan China (PLA) bahwa pihaknya memonitor dan berjaga-jaga dengan kedatangan kapal perang AS dan Kanada.
(can/can/fjr/fjr)