Lembaga antariksa Amerika Serikat (NASA) disebut saat ini tidak memiliki protokol khusus untuk menangani kematian mendadak di stasiun ruang angkasa internasional (ISS).
Namun, pertanyaan ini memang menjadi tanda tanya besar selama bertahun-tahun. Sebab, tak ada yang ingin bersebelahan dengan jasad yang membusuk di dalam pesawat yang sama.
Tubuh pun tak akan dikirim kembali ke Bumi karena kondisi yang tak mungkin. Jenazah juga tak dapat dikremasi karena berpotensi menimbulkan bahaya, sehingga tim dari NASA mempertimbangkan jenazah mendapatkan penguburan ekologis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi, tak mungkin juga membuang jasad itu begitu saja ke angkasa luar. Sebab, hal ini akan membuat jasad itu menjadi sampah antariksa. Sehingga, berpotensi membuat tabrakan dengan pesawat antariksa lain. Selain itu, aturan PBB juga melarang membuang mayat di luar angkasa.
Sehingga, NASA membuat metode pemakaman lain untuk menangani kejadian ini. Berkolaborasi dengan perusahaan penguburan ekologis Promessa, tim peneliti ini mengusulkan ide Body Back.
Pertama jenazah harus disingkirkan agar tak mengganggu penglihatan dan baunya mengganggu penumpang lain ketika tubuh membusuk. Sehingga, mayat mesti dibungkus dengan tas mayat luar angkasa. Jenazah ini pun tak bisa dikremasi, sebab berbahaya dan ketersediaan oksigen untuk pembakaran terbatas.
Sehingga, jenazah akan dibekukan hingga kering dan digetarkan hingga hancur menjadi abu. Sehingga, abu ini bisa disimpan agar bisa diserahkan pada pihak keluarga atau dijadikan pupuk jika diizinkan oleh pemilik tubuh dan keluarga sebelum mati.
Ide tersebut sebenarnya sudah dikembangkan pada 2005 namun baru dimatangkan pada 2013. Pendiri Promessa kemudian mengumumkan bahwa NASA beserta pihak swasta yang tak disebutkan, siap menggunakan rencana penguburan ekologis.
Namun, cara ini mendapat kritik karena sebagian ahli menganggap tubuh manusia tak bisa diatomisasi dengan cara tersebut. Promessa sendiri akhirnya dilikuidasi pada 2015.
Meski demikian, Promessa mengklaim NASA tertarik dengan ide yang mereka ajukan. Caranya, tubuh akan ditaruh dalam tas mayat, dibekukan dengan suhu dingin antariksa dan kemudian digetarkan menggunakan lengan robot hingga berbentuk seperti abu. Bubuk jenazah kemudian bisa disimpan dan dapat dikembalikan kepada pihak keluarga.
(ttf/eks)