Nada-nada Sumbang untuk Mimpi Metaverse Zuckerberg

CNN Indonesia
Selasa, 02 Nov 2021 19:30 WIB
Sejumlah pihak mengkritik proyek metaverse yang digagas Meta (yang mulanya Facebook Inc.), dinilai tindakan terburu-buru.
Sejumlah pihak mengkritik proyek metaverse yang digagas Meta (yang mulanya Facebook Inc.), dinilai tindakan terburu-buru. (Foto: AP/Andrew Harnik)
Jakarta, CNN Indonesia --

Beberapa pihak yang telah lama mengadopsi metaverse mengeritik rebranding Facebook, dan menuding penggantian nama hanya sebagai upaya untuk memanfaatkan konsep yang bukan berasal dari pemikirannya.

Istilah metaverse kini menjadi kata kunci teknologi tahun ini, dengan perusahaan dan investor tertarik untuk menjadi bagian dari bagian besar berikutnya.

"Mereka pada dasarnya mencoba membangun apa yang telah kami bangun selama bertahun-tahun, tetapi mengubahnya menjadi milik mereka sendiri," kata Ryan Kappel pada Reuters, warga Amerika yang lebih dari dua tahun menyelenggarakan metaverse.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perubahan nama Facebook menjadi Meta dan membangun dunia digitalnya sendiri, telah diumumkan pada Kamis lalu.

Nantinya pengguna dapat menjelajahi dunia maya, sebagai avatar, bertemu teman, dan bermain game. Unit bisnis yang berbasis di blockchain juga memungkinkan pengguna untuk membangun real estat virtual.

"Saya pikir Facebook telah membuat perubahan nama awal ini untuk mengamankan merek dagang baru secara legal sesegera mungkin karena lebih banyak brand yang tertarik," kata seorang investor crypto yang berbasis di Inggris Pranksy.

Investor tersebut yang mengatakan bahwa dia pertama kali membeli real estat di dunia maya sekitar awal 2020.

Artur Sychov, yang mendirikan metaverse Somnium Space pada 2017 mengatakan pengumuman perubahan merek oleh CEO Facebook Mark Zuckerberg terkesan terburu-buru.

Ia mengatakan Facebook seperti mencoba memasukkan diri mereka ke dalam narasi metaverse yang sedang terjadi saat ini.

Sychov menghabiskan lima jam sehari di Somnium Space bersama dengan seribu hingga 2 ribu pengguna harian.

Kepala Komunikasi di salah satu organisasi yang menjalankan dunia virtual Decentraland, Dave Carr mengatakan langkah Facebook mungkin mendapat perlawanan dari pengguna metaverse yang mewaspadai kontrol atas konten.

"Orang-orang ingin menentukan masa depan dunia maya yang mereka huni, mempertahankan kepemilikan hasil kreatif mereka dan bergerak bebas di antara mereka akan memilih versi terdesentralisasi," katanya,

Decentraland, didirikan pada tahun 2017 dengan sekitar 7 ribu pengguna harian, dan merupakan alternatif platform media sosial saat ini, yang kerap menjual data pengguna dan mengontrol konten yang dilihat pengguna.

Banyak platform metaverse yang ada didasari pada teknologi blockchain yangtak banyak campur tangan perusahaanpenyedia.

Blockchain adalah bentuk baru yang mendasari adanya cryptocurrency. Di dunia maya banyak orang menggunakan cryptocurrency untuk membeli tanah dan objek digital lainnya dalam bentuk non-fungible token (NFT)

Namun, reaksi dari pengadopsian metaverse oleh Facebook tak semuanya berpandangan negatif.

Testimoni negatif mantan bawahan Zuckerberg di halaman berikutnya..

Zuckerberg Diminta Mundur oleh Mantan Pegawai

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER