Dianggap Punya Latensi Rendah, IndiHome Ungguli Kompetitor

IndiHome | CNN Indonesia
Senin, 08 Nov 2021 14:56 WIB
IndiHome jauh lebih unggul dibandingkan kompetitor karena rata-rata latency IndiHome lebih rendah, serta punya kesesuaian antara paket dan kecepatan download. (CNN Indonesia/Adi Maulana).
Jakarta, CNN Indonesia --

Timbul kepanikan luar biasa ketika internet down seperti karena gangguan kabel bawah laut Telkom pada akhir September 2021 lalu. Semua ingin memastikan, bahwa ini gangguan masal ini hanya terjadi sementara.

Menjaga kenyamanan pelanggan terasa makin tidak mudah bagi provider internet fixed broadband karena internet saat ini sudah menjadi kebutuhan primer. Internet memegang peran penting, bukan hanya sebagai alat penghubung tapi juga sebagai ruang kreasi.

Aplikasi berbasis cloud menjadi pilihan bisnis start-up, dengan kekuatan kolaborasi. Menggabungkan berbagai sumber data, kompetensi dan industri.

Kebanyakan Internet Service Provider (ISP) cenderung lebih memilih menggarap pasar atau mendorong masyarakat untuk menggunakan internet dengan paket kecepatan tinggi (30 Mbps ke atas), dengan harapan untuk lebih menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat saat ini dan juga meminimalisir komplain.

Meski begitu, masih ada sebagian provider yang tetap berusaha untuk mengakomodir masyarakat dengan kemampuan terbatas yang membutuhkan internet untuk kebutuhan dasar dengan menyediakan paket dibawah 30 Mbps.

Berdasarkan hasil survei enciety Business Consult (eBC), pada pelanggan internet fixed broadband yang berlangganan paket di bawah 150 Mbps di Jakarta dan Surabaya di kuartal III (Q3) tahun 2021, memperlihatkan bahwa IndiHome, XL Home, dan CBN menjadi provider yang memiliki kesesuaian antara paket dan kecepatan download serta lebih baik dibandingkan ISP yang lain, seperti Biznet, MNC Play, myRepublic, atau Iconnet.

"IndiHome jauh lebih unggul dibandingkan XL Home dan CBN karena rata-rata latency IndiHome lebih rendah," tulis IndiHome dalam keterangan tertulisnya, Senin (8/11).

Latensi sendiri adalah waktu yang dibutuhkan saat data dikirim hingga sampai ke penerima. Latensi ini dihitung dalam skala milidetik atau milisecond (ms). Semakin tinggi waktu, maka semakin lambat data diterima oleh pemilik.

Dari survei eBC di Q3 2021 tersebut, angka latensi di Jakarta selalu lebih rendah dibandingkan Surabaya. Latency IndiHome di Jakarta 0,7 ms dan di Surabaya tercatat 3,6 ms. Untuk latency CBN di Jakarta adalah 1,2 ms dan di Surabaya sebesar 35 ms. Sedangkan latency XL Home di Jakarta sebesar 4,9 ms dan di Surabaya sebesar 19,9 ms.

"Semua tentu memahami bahwa penyebab utama pelanggan tidak loyal adalah ekspektasi terhadap kualitas layanan yang tidak terpenuhi (customer expectation)."

Banyak hal yang menyebabkan hal ini, sebut saja layanan yang tidak stabil. Apabila yang didapatkan pelanggan tidak sesuai dengan paket yang dibeli, tentu akan sangat menganggu pelanggan. Pelanggan mengharapkan kualitas internet yang andal namun yang terjadi malah sebaliknya.

Rendahnya tingkat loyalitas akibat ekspektasi yang tidak terpenuhi ditambah dengan hadirnya berbagai penawaran solusi yang lebih menarik dari kompetitor, akan mempercepat proses terjadinya kepergian pelanggan.

(osc)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK