Nelson memperingatkan bahwa akan butuh lebih banyak dana yang diperlukan dari Kongres untuk memenuhi jadwal baru.
"Program luar angkasa China semakin mampu mendaratkan taikonaut (astronaut) China jauh lebih awal dari yang diperkirakan semula. Kami menghadapi program luar angkasa China yang sangat agresif dan bagus," ucap Nelson.
"Ini adalah posisi NASA, dan saya percaya pemerintah Amerika Serikat, bahwa kami ingin berada di sana pertama kali kembali ke Bulan setelah setengah abad," tegasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
China sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia, telah memasukkan miliaran dolar ke dalam program luar angkasa yang dijalankan militernya.
Negara tersebut menargetkan untuk bisa memiliki stasiun luar angkasa berawak permanen pada 2022.
Tak hanya itu, China juga telah mengirimkan penjelajah ke bulan, termasuk satu lainnya ke sisi yang lebih jauh yang bertujuan untuk misi perjalanan ke bulan pertama pada 2029.
Manusia terakhir mendarat di Bulan terjadi pada tahun 1972 dalam misi Apollo 17 Amerika.
NASA mengatakan program Artemis akan mencakup wanita pertama dan orang kulit berwarna pertama yang menginjakkan kaki di permukaan satelit alami Bumi.
Badan tersebut ingin membangun habitat berkelanjutan di Bulan dan menggunakan pelajaran dari ekspedisi panjang di sana untuk mengembangkan misi berawak ke Mars pada sekitar tahun 2030-an.
Sementara itu diansir The Verge, perubahan jadwal misi Artemis 2 disebut NASA juga akibat dampak dari pandemi Covid-19 dan beberapa program nasa yang akhirnya mengalami perubahan.
Artemis mengandalkan rangkaian kendaraan yang rumit, termasuk Sistem Peluncuran Luar Angkasa, atau SLS, roket besar baru yang telah dikembangkan NASA selama dekade terakhir yang dirancang untuk mengirim orang ke luar angkasa dan dekat Bulan di dalam kapsul kru baru yang disebut Orion.
Pada bulan April, NASA juga memberikan kontrak $ 2,9 miliar atau Rp41,4 triliun kepada SpaceX untuk mengembangkan Starship milik perusahaan tersebut supaya bisa mendaratkan manusia dengan nyaman di permukaan Bulan.
The Verge menyebut masih banyak teknologi yang perlu diciptakan NASA untuk mewujudkan pendaratan di Bulan bisa terjadi. Khususnya pakaian luar angkasa baru yang akan dikenakan para astronot di pesawat dan saat berada di permukaan bulan.
(ttf/fjr)