Berikut beberapa ringkasan mengenai fenomena alam waterspout:
Sejak lama peneliti menganggap air yang berada dalam putaran waterspout adalah air laut. Namun studi terkini menyatakan air yang mengapung dan membentuk waterspout merupakan kandungan air yang berasal dari awan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Air yang berkumpul dan terkondensasi menjadi awan berputar-putar dan membentuk waterspout.
Sebuah waterspout rata-rata berdiameter sekitar 50 meter dan angin yang berada di sekitarnya akan bergerak dengan kecepatan rata-rata sekitar 50 mil atau 80 kilometer per jam.
Kecepatan ini dapat menjelaskan kapasitas destruktif mereka yang rendah karena kecepatan angin tidak cukup tinggi untuk mengumpulkan terlalu banyak massa.
Namun pada beberapa kasus kecepatan angin bisa mencapai 240 kilometer per jam, dan diameterinya membesar sampai sekitar 100 meter.
Sebuah waterspout kemungkinan besar akan tetap berada di atas air dan biasanya tidak membahayakan pelaut.
Fenomena alam waterspout telah terjadi sejak lama, meski penelitiannya baru diungkap baru-baru ini. Pada masa itu, fenomena ini membawa misteri dan ketakutan.
Dilansir dari Marine Insight, catatan mengenai fenomena waterspout tertua terjadi pada 1456 di wilayah laut dekat Ancona, Italia. waterspout pertama tersebut terjadi tepatnya pada 24 Agustus dan bergerak dari timur ke barat sebelum mencapai wilayah perairan Pisa.
Menurut catatan tersebut, lebar dari waterspout saat itu mencapai lebih dari 3 kilometer. Meski demikian, catatan mengenai waterspout tidak banyak menunjukkan korban jiwa.
Namun pernah tercatat pada 1555, sebuah fenomena waterspout membuat kerusakan di Grand Harbour Valetta, Malta dan mengakibatkan hilangnya nyawa ratusan orang dan menenggelamkan empat galangan kapal.
(lnn/fjr)