Jakarta, CNN Indonesia --
Orbit rendah Bumi dipenuhi dengan satelit. Tidak menutup kemungkinan ribuan satelit masih mengantri untuk diluncurkan di tahun-tahun selanjutnya.
Banyaknya satelit ini memungkinkan terjadi tabrakan antar objek atau Kessler Syndrome.
Kessler Syndrome merupakan sebuah skenario di mana kepadatan objek di orbit rendah Bumi cukup tinggi sehingga tabrakan antara objek tersebut tidak bisa terhindarkan dan menyebabkan kaskade.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap tabrakan akan menghasilkan puing-puing yang juga dapat meningkatkan tabrakan lebih lanjut.
Istilah Kessler Syndrome muncul pertama kali dalam sebuah makalah berjudul Collision Frequency of Artificial Satellites: The Creation of a Debris Belt yang ditulis oleh mantan ilmuwan NASA Donald Kessler dan Burton Cour-Palais pada 1978 silam.
Ketika jumlah satelit buatan meningkat di orbit Bumi, begitu pula kemungkinan tabrakan antar satelit, sampai akhirnya Bumi mungkin dibebani dengan sabuk puing-puing. Teori rentetan tabrakan ini lah yang sekarang dikenal sebagai Kessler Syndrome.
"Tabrakan satelit akan menghasilkan fragmen yang mengorbit, yang masing-masing akan meningkatkan kemungkinan tabrakan lebih lanjut, yang mengarah pada pertumbuhan sabuk puing di sekitar Bumi," tulis keduanya dalam makalah tersebut.
"Fluks puing-puing di sabuk yang mengorbit Bumi bisa melebihi fluks meteoroid alami, yang dapat mempengaruhi pesawat ruang angkasa di masa depan," tambahnya.
Sindrom Kessler menggambarkan, dan memperingatkan, riam puing-puing orbit yang berpotensi menghambat ambisi dan aktivitas luar angkasa umat manusia di masa depan. Makalah tersebut meramalkan bahwa tabrakan satelit akan menjadi sumber sampah antariksa pada tahun 2000, seperti dilansir dari Space.
Dilansir dari EarthSky, Uni Soviet meluncurkan satelit pertama, Sputnik 1 ke luar angkasa pada tahun 1957. Pada tahun 1990 ada 464 satelit aktif di sekitar Bumi. Kemudian pada tahun 2020 terdapat 3.368 satelit aktif dan hampir sama banyaknya dengan satelit nonaktif.
Tidak hanya itu, dalam tiga hingga empat tahun ke depan, SpaceX sendiri berencana meluncurkan sekitar 65 ribu satelit Starlink. Selain itu, perusahaan swasta lainnya seperti OneWeb dan negara-negara seperti China juga memiliki satelit yang direncanakan akan segera mengorbit.
Apa mungkin atau pernah benar-benar terjadi? Simak di halaman berikutnya..
Kessler syndrome benar-benar terjadi?
Tabrakan antara benda-benda buatan manusia di luar angkasa telah terjadi. Misalnya, pada tahun 1996, puing-puing dari roket Ariane yang diluncurkan ke luar angkasa pada tahun 1986 menghantam satelit Cerise.
Puing-puing dari tabrakan itu kemudian melayang di sekitar orbit Bumi selama satu dekade. Hingga pada tahun 2006, sebuah satelit yang beroperasi dan satelit yang mati bertabrakan dengan kecepatan 26.000 mil per jam (11,7 kilometer per detik).
Benda-benda itu, yang dulu berjumlah dua, tiba-tiba menjadi 2.300 pecahan puing sehingga harus dipantau oleh Jaringan Pengawasan Luar Angkasa (SSN) global Departemen Pertahanan.
Space Surveillance Network melacak objek hingga berukuran 5 centimeter di orbit rendah Bumi. Mereka juga melacak objek dengan diameter sekitar 2 meter untuk objek yang berada di orbit geosinkron.
Objek sebesar apapun yang berada di jalur tabrakan dengan satelit tetapi harus dihindari dengan melakukan manuver. Terkadang monitor tidak mengidentifikasi ancaman dengan cukup cepat untuk melakukan manuver penghindaran.
Badan Antariksa Eropa (ESA) memperkirakan bahwa orbit Bumi menampung setidaknya 36 ribu benda puing dengan lebar lebih dari 10 centimeter, 1 juta antara 1 hingga 10 centimeter, dan 330 juta yang lebih kecil dari 1 centimeter.
Benda-benda ini menimbulkan lebih dari sekadar ancaman hipotesis. Dari 1999 hingga Mei 2021, misalnya, Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) melakukan 29 manuver penghindaran puing, termasuk tiga kali pada 2020.
Dalam kasus ISS, langkah-langkah yang lebih drastis terjadi. Awak di stasiun ruang angkasa harus mundur ke 'sekoci' mereka, modul yang akan membawa mereka kembali ke Bumi jika terjadi kerusakan serius pada stasiun.
Banyak kepingan sampah ruang angkasa yang lebih kecil dihasilkan oleh ledakan badan roket bekas atau satelit yang sudah tidak aktif di orbit.
Pada Januari 2007, China dengan sengaja menghancurkan salah satu satelit cuacanya yang sudah tidak berfungsi dalam uji teknologi anti-satelit yang banyak dikritik yang menghasilkan lebih dari 3 ribu objek puing terlacak. Belum lagi 32 ribu puing lainnya yang lebih kecil yang tidak dapat terlacak.
Pesawat ruang angkasa juga bertabrakan satu sama lain di orbit. Insiden yang paling terkenal terjadi pada Februari 2009, ketika satelit Kosmos 2251 Rusia yang tidak berfungsi menabrak kapal komunikasi operasional Iridium 33.
Tabrakan tersebut menghasilkan 2 ribu keeping puing yang berukuran lebih besar dari bola softball. Tabrakan 2009 itu mungkin menjadi bukti bahwa Sindrom Kessler sudah menimpa kita.
"Proses kaskade dapat lebih akurat dianggap sebagai kontinu dan sudah dimulai, di mana setiap tabrakan atau ledakan di orbit secara perlahan menghasilkan peningkatan frekuensi tabrakan di masa depan," kata Kessler kepada Space Safety Magazine pada 2012.