Yang Terjadi Jika Astronaut Mati saat Kerja di Luar Angkasa

CNN Indonesia
Sabtu, 30 Okt 2021 07:48 WIB
Sejumlah hal dipersiapkan jika seorang astronaout mati saat bekerja di luar angkasa.
Ilustrasi. Sejumlah hal dipersiapkan jika seorang astronaout mati di luar angkasa. (Foto: WikiImages/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Chris Hadfield, seorang astronaut Kanada dan mantan Komandan ISS (Stasiun Ruang Angkasa Internasional) menyebut kematian menjadi salah satu skenario terburuk yang terjadi dalam perjalanan luar angkasa.

Hadfield menambahkan banyak hal yang bisa menyebabkan seorang Astronaut meninggal dalam perjalanannya, misalnya terkena meteorit mikro dan banyak hal lainnya.

Dilansir Popular Science, hipotesis menyebut Astronaut hanya memiliki waktu sekitar 15 detik sebelum mereka hilang kesadaran dan akhirnya membeku, mati karena sesak napas, atau dekompresi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Paparan ruang hampa udara akan memaksa air di kulit dan darah menguap, sementara tubuh akan mengembang ke luar dengan paru-paru yang runtuh, dan setelah 30 detik mereka akan lumpuh.

Hadfield menambahkan bahwa semua mitra internasional yang berlatih untuk misi ke ISS (termasuk JAXA dan ESA) sebenarnya telah mempersiapkan kematian seorang anggota kru.

"Kami memiliki hal-hal yang disebut simulasi kematian di mana kami mendiskusikan apa yang harus dilakukan dengan tubuh dalam kondisi tidak bernyawa," kata Hadfield.

Ia juga membahas 'simulasi kematian' dalam bukunya An Astronauts Guide to Life. Ia mencontohkan adegan seseorang yang meninggal dalam sebuah misi perjalanan.

"Kami baru saja menerima kabar dari Stasiun: Chris sudah mati.' Segera, orang-orang mulai mengerjakan masalahnya. Oke, apa yang akan kita lakukan dengan mayatnya? Tidak ada kantong mayat di Stasiun, jadi haruskah kita memasukkannya ke dalam pakaian antariksa dan memasukkannya ke dalam loker?"

"Tapi bagaimana dengan baunya? Haruskah kita mengirimnya kembali ke Bumi dengan kapal pemasok dan membiarkannya terbakar dengan sisa sampah saat masuk kembali? Membuangnya selama perjalanan ruang angkasa dan membiarkannya melayang ke luar angkasa?"

Seperti yang ditunjukkan Hadfield dalam simulasi tersebut, mayat di luar angkasa menghadirkan beberapa masalah logistik utama. Fakta bahwa mayat adalah biohazard jelas merupakan perhatian terbesar, dan berusaha menemukan ruang untuk menyimpannya.

Karena NASA tidak memiliki protokol untuk kematian mendadak di ISS, komandan stasiun disebut Hadfield mungkin akan memutuskan bagaimana cara untuk menangani mayat tersebut.

"Jika seseorang meninggal saat berada di EVA, saya akan membawa mereka ke dalam airlock terlebih dahulu." ucap Hadfield.

Saya mungkin akan menyimpan mereka di dalam setelan bertekanan mereka karena tubuh akan membusuk lebih cepat dalam pakaian antariksa, dan kami tidak ingin mencium bau daging busuk atau gas beracun, itu tidak bersih. Jadi kami akan menaruhnya dalam setelan mereka dan menyimpannya di tempat yang dingin di stasiun," menambahkan.

Eksplorasi dan Risiko Merenggut Nyawa

Seperti kebanyakan penjelajah, astronot pesawat ulang-alik Mike Massimino dengan cepat mengatakan bahwa kematian dan misi luar angkasa memiliki risiko yang sepadan. Menurutnya, eksplorasi selalu merenggut nyawa dan ia yakin itu selalu terjadi.

Buat Massimino, pilihan realistis untuk anggota awak yang telah meninggal dalah menyimpannya di ruangan sampah yang dingin. Kemudian dikeringkan dengan cara dibekukan dan diguncangkan menjadi jutaan serpihan beku.

Namun, manusia lain disebut mungkin akan kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan kenyataan pahit perlakuan anumerta di luar angkasa.

"Jika Anda mendaki Everest, Anda tahu bahwa jika Anda mati, Anda akan ditinggalkan di sana. Tidak ada metode kremasi yang mewah di Everest, tidak ada tempat yang suram untuk menyimpan mayat, tidak ada cara yang wajar untuk mengambil mayat untuk dimakamkan di rumah."

"Lebih dari 200 mayat tergeletak di gunung, beberapa di antaranya masih terlihat pada hari-hari ketika lapisan salju tipis. Setiap orang yang mendaki melewati mereka diingatkan bahwa mereka mempertaruhkan nyawa mereka-dan kesempatan mereka untuk mendapatkan pemakaman yang layak-untuk kesempatan mencapai puncak," ucap Paul Wolpe Alhi Bioetika.

Pemakaman Khusus di halaman berikutnya..

Pemakaman di Luar Angkasa

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER