Meskipun Nvidia tidak secara langsung membangun metaverse-nya sendiri, namun Nvidia bisa menjadi salah satu tokoh kunci.
Pada 2021, Nvidia mengumumkan Omniverse Enterprise di mana para pembuat konten dapat berkolaborasi dalam pemodelan, desain, dan simulasi 3D. Omniverse disebut menggabungkan grafik 3D dengan kecerdasan buatan dan superkomputer, hal-hal yang menjadi dasar dari sebuah metaverse.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu Microsoft disebut sedang membangun metaverse yang berfokus pada pekerjaan untuk menghubungkan produk-produk populernya di lingkungan digital yang mereka sebut Mesh.
Di dalam Mesh, pengguna dapat menggunakan Microsoft Teams, Windows, dan layanan lainnya di Virtual Reality (VR).
Decentraland merupakan salah satu pelopor yang secara eksplisit menyebut metaverse sebagai produk inti mereka.
Sejak didirikan pada 2017, Decentraland terus mendapatkan momentum, bahkan sebidang real estate di dalam dunia VR-nya baru-baru ini terjual dengan rekor harga US$2,4 juta atau sekitar Rp34,3 miliar.
Lihat Juga : |
Apple bisa saja menjadi kuda hitam yang mengejutkan dalam perlombaan menuju metaverse.
Perusahaan yang memproduksi iPhone saat ini disebut tengah mengerjakan peralatan VR canggih yang dapat merevolusi pengalaman metaverse.
Morgan Stanley bahkan mengatakan bahwa adopsi pasar secara massal dari metaverse bergantung pada Apple, seperti pasar ponsel pintar dan tablet sebelumnya.
(lnn/fjr)