Microsoft akan Beli Pengembang Call of Duty, Tiket Masuk ke Metaverse
Microsoft berencana membeli pengembang Call of Duty, Activision Blizzard, seharga $68,7 miliar sebagai tiket untuk masuk ke dalam bisnis masa depan virtual Metaverse.
Kesepakatan yang diumumkan Microsoft pada hari Selasa (18/1), menjadi pendanaan terbesar yang pernah ada di industri dan ditetapkan sebagai akuisisi tunai terbesar dalam catatan. Hal ini akan memberi kekuatan pada Microsoft bersaing dengan pemimpin industri gaming seperti Tencent dan Sony.
Ini juga menjadi awal spekulasi perusahaan multinasional Amerika pada Metaverse, dunia online virtual di mana orang dapat bekerja, bermain, dan bersosialisasi, seperti yang sudah dilakukan banyak pesaing terbesarnya.
"Game adalah kategori hiburan paling dinamis dan menarik di semua platform saat ini dan akan menjadi peran kunci dalam pengembangan platform metaverse," kata Kepala Eksekutif Microsoft Satya Nadella.
Microsoft, salah satu perusahaan terbesar di dunia, sebagian besar bergerak di bisnis perangkat lunak, seperti platform komputasi awan Azure dan waralaba Outlook.
Microsoft sejauh ini menghindari bisnis yang diawasi ketat pemerintah seperti sedang dihadapi Google dan Meta (Facebook). Tetapi kesepakatan ini kemungkinan menjadikan Microsoft sebagai perusahaan game terbesar ketiga di dunia sehingga masuk radar pengawasan pemerintah.
"Microsoft sudah besar dalam game," katanya.
Reuters menjelaskan berdasarkan informasi narasumber yang mengetahui masalah ini, Microsoft bakal membayar biaya sebesar US$3 miliar jika kesepakatan pembelian Activision Blizzard gagal. Klausul ini menunjukkan keyakinan bahwa akuisisi akan terjadi dan tidak melanggar antimonopoli.
Sebelum pemberitaan akuisisi, Activision Blizzard yang juga merupakan pengembang game Overwatch, Candy Crush, sedang runtuh. Sahamnya turun 37 persen sejak mencapai rekor pada tahun lalu yang diselimuti isu tuduhan pelecehan seksual terhadap karyawan dan perilaku pelanggaran pejabat tinggi.
Activision Blizzard masih menangani tuduhan tersebut dan mengatakan pada hari Senin telah memecat dan mendisiplinkan karyawanya sejak Juli 2021.
Perusahaan analitik data Newzoo memperkirakan pasar game global menghasilkan pendapatan US$180,3 miliar pada 2021, dan berharap ada pertumbuhan menjadi $ 218,8 miliar pada 2024.
Microsoft sudah memiliki tempat berpijak yang signifikan di sektor ini sebagai salah satu dari tiga pembuat konsol besar.
Microsoft juga telah melakukan investasi termasuk mengakuisisi developer 'Minecraft' Mojang Studios dan Zenimax dalam kesepakatan bernilai miliaran dolar. Selain itu perusahaan juga telah meluncurkan layanan game cloud populer, yang memiliki lebih dari 25 juta pelanggan.
Menurut Newzoo, pangsa pasar game Microsoft adalah 6,5 persen pada 2020 dan menambahkan Activision akan membuatnya menjadi 10,7 persen.
Sebanyak 400 juta pengguna aktif bulanan Activision Blizzard menjadi salah satu daya tarik utama akusisi ini, dan pentingnya komunitas pemain dapat bermain dalam berbagai permainan metaverse Microsoft.
"Orang-orang seperti Netflix telah mengatakan bahwa mereka ingin terjun ke dunia game sendiri, tetapi Microsoft telah keluar dengan tawaran yang agak murah hati hari ini," kata Sophie Lund-Yates, analis ekuitas di Hargreaves Lansdown.
Beberapa perusahaan teknologi mulai dari Microsoft hingga Nvidia telah bertaruh besar pada metaverse, dikutip Polygon.
Belakangan desas-desus di metaverse meningkat sejak akhir tahun lalu, setelah Facebook mengubah namanya menjadi Meta Platform untuk mencerminkan fokusnya pada bisnis realitas virtualnya.
"Ini adalah kesepakatan yang signifikan untuk sisi konsumen bisnis dan yang lebih penting, Microsoft mengakuisisi Activision benar-benar memulai perlombaan senjata metaverse," kata David Wagner, analis ekuitas dan manajer portofolio di Aptus Capital Advisors.
(can/fea)