Penjelasan KNKT Penyebab Rem Blong Seperti Kecelakaan Maut Balikpapan

CNN Indonesia
Jumat, 21 Jan 2022 11:01 WIB
Menurut KNKT ada tiga penyebab umum bus atau truk mengalami rem blong, yaitu backfeeding, tekor angin, dan vapor lock.
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Budi Candra Setya)
Jakarta, CNN Indonesia --

Petaka fatal rem blong terulang lagi, kali ini terjadi di Balikpapan, Kalimantan Timur, melibatkan truk tronton yang menabrak sejumlah mobil dan motor yang tengah berhenti di lampu merah. Masalah penyebab rem blong seperti ini sebelumnya sudah sempat dijelaskan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Berdasarkan hasil investigasi kepolisian, truk tersebut mengangkut beban hingga 20 ton kapur pembersih air. Momentum laju truk menjadi lebih besar lantaran permukaan jalan yang dilalui menurun.

"Keterangan sopir truk tronton, mengalami rem blong," kata Karo Ops Polda Kaltim Kombes Frans Barung saat dihubungi, Jumat (21/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

3 penyebab rem blong

KNKT dalam pemaparannya pernah menjelaskan setidaknya ada tiga jenis penyebab rem blong, yakni backfeeding, tekor angin, dan vapor lock.

Sebagai informasi, bus dan truk menggunakan sistem pengereman yang berbeda dengan mobil penumpang mengingat bobotnya jauh lebih besar.

Pada umumnya ada tiga jenis sistem pengereman bus dan truk, yakni hydraulic (hidraulis), Air Over Hydraulic (AOH), atau full air brake. Khusus AOH dan full air brake menggunakan tambahan sistem tekanan udara dan membawa tangki udara.

Senior Investigator KNKT Achmad Wildan mengatakan backfeeding terjadi saat kampas rem panas berlebihan. Saat kampas menempel ke tromol untuk menghentikan roda, pengereman tidak bisa dilakukan lantaran ketahanan kampas tak mampu menahan panas berlebihan.

"Kampas enggak mampu menahan maka licin sempurna, koefisien gesek nol seperti kaca. Direm dapat tapi enggak gigit," kata Wildan dalam webminar yang digelar Isuzu Indonesia, pada Juni 2021.

Lebih lanjut dikatakan rem blong disebabkan karena tekor angin atau kekurangan tekanan udara. Hal itu lantaran ada masalah pada sistem suplai udara yang terjadi AOH dan full air brake.

Wildan mengatakan tekanan udara pada sistem rem bisa terlihat pada indikator yang ada di kabin. Jika tekanan udara di bawah 7 bar, maka pengemudi tidak akan bisa menekan pedal rem karena dalam kondisi tekor angin.

Lalu disampaikan pula masalah vapor lock. Hal ini terjadi pada sistem rem hidraulis dan AHO yang masih mengandalkan cairan rem (minyak rem). Vapor lock terjadi ketika air masuk ke sistem rem yang seharusnya vakum dan bekerja hidraulis.

"Minyak rem itu titik didih 250 derajat celcius tergantung DOT tapi ketika ada kandungan air sedikit saja titik didih turun 50 derajat. Saat panas dia mendidih, lalu muncul gelembung," jelas Wildan.

Gelembung dari air itulah yang masuk ke silinder rem. Sehingga biasa disebut angin palsu yang masuk ke master rem.

Sistem pengereman adalah bagian penting yang mesti diinspeksi dan dirawat setiap hari, hal ini tak boleh dianggap sepele oleh sopir atau perusahaan yang mempekerjakannya.

Wildan juga menambahkan jika sebagian kecelakaan bus dan truk di jalanan dikarenakan masalah ketidakpahaman pengemudi atas teknologi kendaraan yang dikemudikan. Lalu bisa diperparah kelalaian perusahaan melakukan inspeksi dan perawatan.

(can/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER