101 TEKNO

Mengenal Ransomware yang 'Acak-acak' Sistem Keamanan Siber BI

CNN Indonesia
Sabtu, 22 Jan 2022 13:07 WIB
Ransomware pertama kali ditemukan di komputer milik Eddy Willems yang bekerja untuk sebuah perusahaan asuransi di Belgia pada 1989.
Ilustrasi ransomware. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Willems menduga ada orang yang terlibat selain Popp. Pasalnya, dia meyebut butuh uang dalam jumlah besar untuk mengirim disket beirisi ransomware itu.

Di samping itu beberapa laporan menunjukkan Popp telah ditolak WHO untuk mendapatkan kesempatan kerja. Setelah penangkapannya di Bandara Schiphol Amsterdam, Popp dikirim kembali ke Amerika Serikat dan dipenjarakan.

Dia diduga memberi tahu pihak berwenang bahwa dia berencana menyumbangkan uang tebusan untuk penelitian AIDS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Departemen Kehakiman AS baru-baru ini mengatakan tahun 2020 adalah tahun terburuk untuk serangan ransomware.

Pakar keamanan yakin serangan ransomware terhadap perusahaan dan individu akan terus berkembang karena mudah dieksekusi, sulit dilacak, dan korban dapat dieksploitasi dengan uang yang banyak.

Cara ransomware menyerang sistem komputer

Banyak variasi ransomware yang beredar saat ini. Seringkali ransomware dan malware didistribusikan ke berbagai target menggunakan spam email, namun, malware membutuhkan vektor serangan untuk menyusup ke sistem target. Setelah itu, malware tetap berada di sistem sampai tugasnya selesai.

Setelah eksploitasi berhasil, ransomware menjatuhkan dan mengeksekusi biner berbahaya pada sistem yang terinfeksi.

Biner itu kemudian mencari dan mengenkripsi file berharga, seperti dokumen Microsoft Word, gambar, database, dan sebagainya.

Ransomware juga dapat mengeksploitasi kerentanan sistem dan jaringan untuk menyebar ke sistem lain, dikutip Mcafee.

Setelah file korban dienkripsi, ransomware bisanya meminta pengguna untuk membayar sejumlah uang sebagai tebusan dalam waktu 24 hingga 48 jam. Atau file tersebut akan hilang selamanya, dan terancam dijual ke situs gelap.

Jika file tersebut tak dicadangkan dan korban menilai file itu penting, maka korban harus menbayar sejumlah uang tebusan untuk memuluhkan file yang dienkripsi ransomware.

(can/mik)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER