Viral Fenomena Puting Beliung di Bali, Berikut Penjelasan BBKMG

CNN Indonesia
Senin, 07 Feb 2022 20:00 WIB
Ilustrasi Puting Beliung di Bali. (Foto: iStockphoto/deepspacedave)
Denpasar, CNN Indonesia --

Fenomena Puting Beliung terekam oleh ponsel warga dan menjadi viral di media sosial, pada Senin (7/2) siang.

Video itu, diunggah oleh akun @budiastawa203 di media Instragram dan terlihat fenomena angin puting beliung itu berputar-putar di tengah persawahan yang ada di kawasan Kabupaten Tabanan, Bali.

"Fenomena angin puting beliung terlihat di Desa Luwus, Baturiti, Tabanan," tulis akun itu.

Koordinator Bidang Data dan Informasi Balai Besar MKG (BBKMG) Wilayah III Denpasar, Bali, I Nyoman Gede Wiryajaya mengatakan hal tersebut adalah puting beliung dan disebabkan oleh adanya awan cumulonimbus.

"Jika, pusaran angin seperti itu terjadi di darat disebut puting beliung dan jika di air laut atau danau disebut water spout dan disebabkan oleh awan CB (Cumulonimbus)," kata Wiryajaya.

Ia juga menyebutkan, memang pada Senin (7/2) dari siang dan sore terjadi hujan yang disertai angin kencang di Bali bagian tengah atau Tabanan. Selain ada puting beliung juga terjadi pohon tumbang dan banyak dahan pohon patah di Jalan Raya Beringkit, Kapal, Kabupaten Badung, serta banjir di Jembatan perbatasan Sibanggede dan Darmasaba di Kabupaten Badung, Bali.

Ia menyebutkan, dari analisa sementara, berdasarkan analisis nilai kelembaban udara dan lapisan permukaan hingga 700 mb menunjukkan nilai cukup tinggi yaitu berkisar antara 70 hingga 90 persen.

"Faktor tersebut mendukung proses terjadinya pembentukan awan konvektif, ehingga terjadi hujan dengan intensitas sedang dan lebat. Berdasarkan analisis citra radar terdapat awan - awan konvektif yang disertai hujan ringan hingga lebat mencapai 48 dBz di daerah tersebut dari jam 13.50 (hingga 15.50 Wita dan berdasarkan citra satelit cloud type himawari terdapat awan CB pada pukul 15.00 Wita di Pesisir Selatan Tabanan," ujarnya.

Ia juga menghimbau, agar masyarakat tetap waspada terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan seperti banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang serta kilat dan petir.

"Selain itu, bagi pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan, wisata bahari, dan masyarakat yang beraktivitas di sekitar wilayah pesisir dihimbau untuk waspada potensi gelombang laut dengan ketinggian mencapai 2.0 atau lebih di Selat Bali bagian selatan, selat Badung, Selat Lombok, dan Samudra Hindia Selatan Bali," tutup Wiryajaya.

(kdf/mik)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK