Minyak Kelapa-Ragi Tempe Diolah untuk Masak, Pengganti Minyak Goreng

CNN Indonesia
Selasa, 15 Feb 2022 13:00 WIB
Ilustrasi olahan minyak kelapa dan ragi tempe untuk proses memasak. (Foto: REUTERS/YVES HERMAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Inovasi baru membuat minyak goreng dan virgin coconut oil (VCO) terbuat dari minyak kelapa dan ragi tempe. Penemuan ini dilakukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Minyak goreng yang umum dipakai di Indonesia untuk proses memasak adalah minyak kelapa sawit. Namun ada minyak nabati lain yang bisa dipakai, seperti minyak kelapa. Kelapa yang merupakan buah tropis, banyak tumbuh di kepulauan Indonesia.

Meski minyak kelapa sawit dan minyak kelapa masih berada dalam satu family, tetapi keduanya merupakan spesies yang berbeda. Minyak dari kelapa mengandung protein rantai pendek dan sedang, sedangkan minyak dari kelapa sawit mengandung protein rantai panjang.

Peneliti Pusat Riset Kimia Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Teuku Beuna Bardant mengatakan pembuatan minyak kelapa dengan bantuan ragi tempe diklaim mampu menghasilkan minyak goreng dan VCO yang diklaim baik untuk kesehatan manusia, membantu tubuh dalam meningkatkan metabolisme, dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Proses pembuatan tersebut pada prinsipnya adalah proses pembuatan minyak dengan cara basah, yaitu melalui proses santan terlebih dahulu. Daging buah kelapa diparut, diolah menjadi santan, dan ditambahkan ragi tempe.

Santan kelapa hasil olahan tersebut mengandung campuran minyak dan air. Minyak dan air seyogyanya adalah senyawa yang tidak dapat bercampur, namun dalam kasus khusus seperti pada santan kelapa, senyawa ini bisa bercampur karena adanya protein kelapa.

Kehadiran ragi tempe pada proses pembuatan adalah untuk 'merusak' protein tersebut agar memisahkan senyawa air dan minyak dalam santan kelapa.

"Penambahan ragi tempe pada santan akan membuat protein kelapa dimakan oleh ragi. Saat jumlah proteinnya berkurang, fungsinya untuk menjaga kestabilan campuran minyak dan air menurun, maka tidak ada lagi yang memegang molekul minyak dan air. Sehingga keduanya akan terpisah dengan sendirinya," ujar Beuna dalam sebuah keterangan, Jumat (11/2).

Selanjutnya, minyak tetap perlu dipanaskan pada suhu 70 derajat Celcius untuk membunuh ragi dan sporanya yang ikut terbawa dalam minyak. Pemanasan diulang dua sampai tiga kali yang biasa disebut dalam proses pasteurisasi. Itu yang kami lakukan selama proses fermentasi dengan ragi tempe.

Lebih lanjut, Beuna berharap masyarakat dapat mengunakan minyak kelapa untuk bahan pangan, sedangkan minyak kelapa sawit digunakan untuk bahan baku energi.

"Jadi masyarakat tidak terlalu bergantung dengan minyak sawit, sehingga minyak kelapa juga bisa digunakan sebagai minyak goreng," tutupnya.

(lom/mik)


KOMENTAR

TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK