Penjualan mobil nasional menyusut pada Januari dibanding Desember 2021 yang disebabkan berbagai faktor, terutama soal wacana diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merekam penjualan retail Januari menyusut 22,6 persen menjadi 78.568 unit ketimbang Desember 101.468 unit.
Sementara wholesales atau distribusi dari pabrik ke dealer surut 13 persen jadi 84.062 unit, dari sebelumnya pada Desember 96.673 unit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengatakan penjualan surut memang disebabkan diskon PPnBM yang resmi berakhir 31 Desember.
Tanpa diskon PPnBM, harga 36 mobil yang mendapatkannya pada tahun lalu mengalami kenaikan harga karena dikenakan tarif PPnBM normal.
Produsen dan konsumen juga mengalami masa 'ketidakpastian' pada Januari lantaran pemerintah melempar wacana pemberian diskon PPnBM pada 2022 namun peraturannya tak terbit sampai 2 Februari. Semasa menunggu aturan terbit, para Agen Pemegang Merek (APM) sempat menyebut ada kecenderungan masyarakat menunda pembelian mobil baru.IIM
Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 5 Tahun 2022 ditetapkan diskon PPnBM diberikan untuk produk LCGC dan mobil baru harga Rp200 juta - Rp250 juta. Pemberian insentif ini dilakukan bertahap sampai September.
"Ya kalau dilihat pada Desember memang tinggi sekali dan soal [diskon] PPnBM memang ada dampaknya," kata Nangoi melalui telepon, Selasa (15/2).
Kendati penjualan Januari turun, Nangoi menilai penjualan pencapaian bulan itu masih tergolong baik.
Dia menjelaskan penurunan penjualan tidak sampai seperti angka pada Januari 2021 di mana wholesales hanya 52.909 unit dan retailnya berjumlah 53.998 unit.
Nangoi menambahkan penurunan ke level 70 ribu hingga 80 ribu juga memperlihatkan bahwa penjualan sudah mendekati fase normal sebelum pandemi Covid-19 pada 2019.
"Bandingkan coba dengan Januari 2021. Ini hampir normal malah," ungkap Nangoi.
(ryh/fea)