Lindungi Data Ukraina, Perusahaan-Rumah Bos Telegram Lenyap di Rusia

CNN Indonesia
Selasa, 08 Mar 2022 08:38 WIB
Pavel Durov mengenang masa kelam saat kehilangan perusahaan dan rumah kala bekerja melindungi data pengguna di Ukraina.
Bos Telegram, Pavel Durov. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Invasi Rusia ke Ukraina menarik perhatian bos aplikasi jejaring sosial Telegram, Pavel Durov. Durov mengenang masa kelam saat kehilangan perusahaan dan rumah kala bekerja melindungi data pengguna di Ukraina.

Menurut Durov, di tengah memanasnya Rusia vs Ukraina, ia pun tak segan-segan mengulangi hal tersebut karena ia sangat mendukung Ukraina.

"9 tahun yang lalu saya melindungi data pribadi Ukraina dari pemerintah Rusia - dan kehilangan perusahaan dan rumah saya. Saya akan melakukannya lagi tanpa ragu-ragu," katanya dalam sebuah unggahan di Twitter, Selasa (8/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Durov menceritakan tentang bagaimana dia melakukan hal tersebut. Durov menyebut sejumlah orang meragukan keamanan Telegram untuk warga Ukraina karena dia pernah tinggal di Rusia.

Durov mengatakan dirinya lebih condong ke sisi ibunya yang memiliki nama Ukraina, yakni Ivanenko. Dan saat ini pun dia memiliki banyak kerabat di Ukraina, sehingga konflik antara Rusia dan Ukraina adalah hal yang sangat personal untuknya.

Kemudian ia juga berupaya menunjukkan keberpihakannya pada Ukraina dengan menceritakan bagaiamana karirnya di Rusia berakhir 9 tahun lalu.

Sembilan tahun lalu, Durov adalah CEO VKontakte yang merupakan jejaring sosial terbesar di Rusia dan Ukraina.

Pada 2013, badan keamanan Rusia, FSB, meminta Durov memberi mereka data pribadi pengguna VK Ukraina yang memprotes Presiden pro-Rusia.

Menanggapi permintaan tersebut, Durov menolak karena hal tersebut berarti pengkhianatan terhadap pengguna Ukraina di platformnya.

"Setelah itu, saya dipecat dari perusahaan yang saya dirikan dan terpaksa meninggalkan Rusia," kata Durov dalam unggahan tersebut, Selasa (8/3).

Meski Durov kehilangan perusahaan dan rumahnya, tetapi dia mengatakan akan melakukan hal itu lagi tanpa ragu-ragu.

"Bertahun-tahun telah berlalu sejak itu. Banyak hal berubah: Saya tidak lagi tinggal di Rusia, tidak lagi memiliki perusahaan atau karyawan di sana," tulisnya.

"Tapi satu hal tetap sama - saya mendukung pengguna kami apa pun yang terjadi. Hak privasi mereka adalah sesuatu yang sakral," pungkasnya.

(lom/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER