Perang Rusia vs Ukraina Sulut Polemik Kerja Sama Luar Angkasa

CNN Indonesia
Selasa, 08 Mar 2022 12:14 WIB
Sanksi AS ke Rusia dapat memengaruhi pengoperasian sistem propulsi Rusia yang saat ini membuat ISS tetap bertahan di angkasa luar.
NASA akan menghentikan operasional Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada 2030 setelah itu ISS akan dijatuhkan di Samudra Pasifik pada 2031. (Foto: nasa.gov)
Jakarta, CNN Indonesia --

Invasi Rusia ke Ukraina diprediksi bisa berlanjut hingga kerja sama angkasa luar. Program angkasa luar yang melibatkan Rusia kini sedang mendapat sorotan, terutama setelah ada sanksi Amerika Serikat (AS).

Berbagai negara telah memberikan sanksi kepada Rusia atas langkahnya menginvasi Ukraina. Salah satu sanksi dari AS bahkan secara spesifik bertujuan untuk menurunkan industri kedirgantaraan [Rusia], termasuk program angkasa luar mereka.

Menyikapi sanksi yang diberikan pada negaranya, Direktur Badan Antariksa Rusia Roscosmos, Dimitry Rogozin, mengatakan sanksi dapat memengaruhi pengoperasian sistem propulsi Rusia yang saat ini membuat ISS tetap bertahan di angkasa luar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terganggunya pengoperasian tersebut berpotensi membuat fasilitas seberat 420 ton itu runtuh dan jatuh di Eropa, Cina, India atau AS.

"Oleh karena itu, kami akan memantau dengan cermat tindakan mitra Amerika kami dan, jika mereka terus bermusuhan, kami akan kembali ke pertanyaan tentang keberadaan Stasiun Luar Angkasa Internasional," ujar Rogozin pada sebuah wawancara, Rabu (2/3).

"Saya tidak akan menyukai skenario semacam itu, karena saya berharap Amerika akan tenang," imbuhnya

ISS sendiri sebetulnya akan menghentikan operasionalnya pada 2030 mendatang. Setelah itu ISS akan dijatuhkan ke Samudera Pasifik pada 2031.

Meski tidak berkaitan dengan ancaman Rusia terkait sanksi dari AS, namun ketegangan yang terjadi dapat secara langsung berdampak pada masa depan ISS.

Misalnya, dalam Rusia menghentikan dukungannya pada ISS lebih cepat dari yang dijadwalkan.

Saat ini, Roscosmos disebut telah menangguhkan semua kerjasama angkasa luar dengan mitra Eropa dan program peluncuran yang dilakukan dari European Spaceport di Kourou, Guyana Prancis.

Dilansir dari Earth Sky, misi Venera-D yang direncanakan dengan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) kini telah dibatalkan. Selain itu, misi bersama Roscomos-European Space Agency ExoMars juga akan ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.

Kemudian program lain yang juga terdampak adalah rencana peluncuran satelit OneWeb yang membutuhkan roket Soyuz Rusia.

Rusia menuntut agar Inggris menjamin satelit OneWeb tidak akan digunakan untuk fungsi militer, serta meminta pemerintah Inggris untuk menjual sahamnya di perusahaan tersebut.

OneWeb secara tegas menolak persyaratan yang diminta, dan saat ini tengah mencari langkah alternatif.

Lebih lanjut Rogozin menyatakan negaranya tak akan menjual mesin roket ke perusahaan AS lagi.

"Biarkan mereka terbang dengan sesuatu yang lain, sapu [terbang] mereka," ujarnya pada Jumat (4/3), seperti dikutip dari Space.

(lom/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER